Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Tahan Suku Bunga, Ekonom: Proyeksi Ekonomi AS Masih Berisiko

The Fed telah mengumumkan menahan suku bunga pada pertemuan 19-20 September 2023. Para ekonom kemudian memandang berbagai risiko di masa depan.
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat./ Bloomberg
Logo bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat./ Bloomberg

Bisnis.comJAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed, mengumumkan keputusannya untuk menahan suku bunga acuan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 19-20 September 2023. Para ekonom kemudian memandang berbagai risiko di masa depan. 

Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa The Fed hampir selesai menaikkan suku bunga. Namun para rekan-rekannya mengutarakan bahwa biaya pinjaman harus tetap tinggi untuk waktu yang lama, di tengah adanya kekuatan baru dalam perekonomian. 

"Jika Anda benar-benar mencari berita terburuk, bukan berarti kita akan naik lebih tinggi, melainkan kita akan bertahan lebih lama - itulah narasi barunya," jelas kepala strategi pasar di B. Riley Wealth, Art Hogan, menegaskan bahwa bukan seberapa tinggi, namun seberapa lama, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/9/2023). 

Powell memperingatkan dalam konferensi persnya bahwa skenario soft-landing belum dijamin, dengan mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah ekspetasi dasar The Fed terlepas dari apa yang disiratkan oleh proyeksi terbaru. 

Kepala ekonom AS Bloomberg, Anna Wong, juga mengutarakan bahwa meskipun dot plot menunjukan kenaikan lagi pada 2023, ia melihat sejumlah potensi guncangan yang merugikan pertumbuhan antara kini dan akhir tahun, yang dapat menggagalkan rencana The Fed.

“Ketidakpastian ekonomi dan gangguan dari pemogokan Serikat Pekerja Otomotif AS (United Auto Workers/UAW) dan penutupan pemerintah (shutdown) yang membayangi dapat mendorong The Fed untuk menunda kenaikan hingga 2024 - atau bahkan membatalkannya sama sekali,” jelas Wong. 

Sebagaimana diketahui, The Fed menghadapi serangkaian potensi hambatan ekonomi di depan mata. Contohnya seperti kenaikan harga gas, pemogokan Serikat Pekerja Otomotif AS, dan shutdown pemerintahan yang membayangi. 

Melihat hal tersebut, investor tetap skeptis bahwa The Fed tetap akan menindaklanjuti kenaikan suku bunga pada 2023. Kontrak berjangka (futures) juga menunjukan kemungkinan pengetatan yang lebih besar pada 2023. 

Kepala ekonom di Wrightson ICAP LLC, Lou Crandall, mengatakan bahwa gambaran ekonomi mungkin akan berakhir kurang baik dari  yang diharapkan oleh para pembuat kebijakan untuk beberapa bulan mendatang.

"Kemungkinannya cukup bagus bahwa pengangguran pada kuartal keempat akan lebih tinggi dari yang mereka proyeksikan, dan inflasi inti akan lebih rendah," jelas Crandall dan mengatakan bahwa kenaikan suku bunga lainnya cukup rendah. 

Sebagai catatan, The Fed telah mengumumkan keputusannya untuk menahan suku bunga acuan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 19-20 September, yakni di level 5,25 persen - 5,50 persen dan tetap mempertahankan sikap hawkish. 

Dalam proyeksi ekonomi kuartalan yang dirilis setelah pertemuan kebijakan selama dua hari, 12 dari 19 penjabat mengutarakan bahwa mereka masih memperkirakan kenaikan suku bunga sekali lagi pada tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper