Bisnis.com, JAKARTA — Elon Musk membentuk partai politik baru bernama Partai Amerika sebagai kritiknya atas RUU Pajak Trump yang dinilai merugikan ekonomi AS. Dirinya juga berencana menggulingkan anggota parlemen yang mendukung aturan tersebut.
Hubungan yang retak antara Presiden Republik Donald Trump dan Elon Musk, yang menjadi pendukung utamanya dalam kampanye, mengalami perkembangan yang penuh ketegangan pada Sabtu (4/7/2025).
Miliarder itu mengumumkan pembentukan partai politik baru, dengan mengatakan RUU pajak Trump sebagai ‘big and beautiful’ akan menghancurkan Amerika.
Sehari setelah bertanya kepada pengikutnya di platform X, apakah partai politik baru AS harus dibentuk, Musk pada akhirnya mengumumkan keputusannya pada Sabtu (5/7/2025) waktu setempat.
“Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda. Dengan perbandingan 2 banding 1, Anda menginginkan partai politik baru dan Anda akan mendapatkannya!” ungkapnya, dikutip dari Reuters pada Minggu (6/7/2025).
Pengumuman Musk ini datang setelah Trump menandatangani RUU pemotongan pajak dan memprosesnya menjadi undang-undang pada Jumat lalu, yang ditentang keras oleh Musk.
Baca Juga
Orang terkaya di dunia berkat perusahaan mobil Tesla dan perusahaan satelit SpaceX-nya, Musk menghabiskan ratusan juta dolar untuk kampanye pemilihan ulang Trump dan memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/Dodge) sejak awal masa jabatan kedua presiden tersebut dengan tujuan memangkas pengeluaran pemerintah.
Kedua belah pihak kini berselisih secara spektakuler terkait undang-undang tersebut. Musk sebelumnya mengatakan akan mendirikan partai politik baru dan menghabiskan uang untuk menggulingkan anggota parlemen yang mendukung undang-undang tersebut.
Trump lantas pada awal pekan ini mengancam akan menghentikan miliaran dolar subsidi yang diterima perusahaan Musk dari pemerintah federal. Republik telah mengekspresikan kekhawatiran bahwa perselisihan Musk dengan Trump dapat merugikan peluang mereka untuk mempertahankan mayoritas dalam pemilu kongres tengah periode 2026.
Trump maupun Gedung Putih belum memberikan komentar mengenai pengumuman Elon Musk.
Perseteruan dengan Trump, yang sering digambarkan sebagai pertarungan antara orang terkaya di dunia dan orang paling berkuasa di dunia, telah menyebabkan beberapa penurunan tajam dalam harga saham Tesla.
Saham tersebut melonjak setelah kemenangan Trump dalam pemilihan ulang November dan mencapai puncak lebih dari US$488 pada Desember, sebelum kehilangan lebih dari setengah nilainya pada April dan ditutup pekan lalu di US$315,35.
Meskipun Musk memiliki dana yang melimpah, memecahkan duopoli Republik-Demokrat akan menjadi tugas yang berat, mengingat duopoli tersebut telah mendominasi kehidupan politik Amerika selama lebih dari 160 tahun.
Sementara tingkat persetujuan Trump dalam jajak pendapat pada masa jabatan keduanya umumnya tetap di atas 40%, meskipun sering kali menerapkan kebijakan yang memecah belah.