Bisnis.com, BADUNG — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan rencana hilirisasi gas alam dari beberapa sumur potensial yang saat ini dikembangkan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Rencana hilirisasi gas itu disampaikan Arifin saat menyampaikan perkembangan industri hulu migas dalam agenda the 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG) di Nusa Dua, Kamis (21/9/2023).
“Dengan potensi pasokan gas domestik yang besar, ada keperluan untuk pengembangan hilirisasi gas di beberapa lokasi, termasuk membangun pabrik pupuk di Indonesia Timur, Fakfak, dan Tanimbar,” kata Arifin.
Kementerian ESDM mengidentifikasi terdapat sekitar 15 blok gas yang potensial untuk dikembangkan secara terintegrasi pada sisi industri yang lebih hilir. Blok migas paling barat berada di konsesi Laut Andaman dengan potensi penyaluran ke pabrik ammonia dan urea di Lhoksumawe sebesar 110 MMscfd. Lepas utara pantai Aceh itu juga dapat disalurkan ke Arun LNG, beberapa industri di Medan, PLN Aceh, dan kawasan di Sumatra bagian utara lainnya.
Selanjutnya, Blok Offshore North West Aceh (Meulaboh) dan Offshore South West Aceh (Singkil) dengan potensi sumber daya gas keseluruhan mencapai 13,4 Tscf. Kedua blok potensial itu rencanannya akan disalurkan ke pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di kawasan Lhokseumawe dengan kebutuhan ammonia mencapai 825.000 TPY dan urea 570 TPY.
Blok Sakakemang turut menjadi perhatian dari Kementerian ESDM untuk mendapat pengembangan hilir lebih lanjut. Blok Sakakemang rencananya bakal dialirkan ke Pusri-IIIB, Palembang, dengan kebutuhan ammonia 445.000 TPY dan urea 907.500 TPY. Sementara pasokan lain berasal dari WK Grissik/Tately/Seleraya mencapai 71 bbtud. Alternatifnya gas dari Sakakemang akan dikirim ke Singapura dengan kapasitas produksi 85 MMscfd.
Baca Juga
Sementara itu, beberapa blok yang potensial lainnya berada di Paus, Bulu, Bunga, Agung dan Mahakam. Beberapa kawasan industri yang direncakan untuk menerima pasokan gas itu berada di Pulau Jawa dari Batang, Kendal dan Gresik.
Sementara itu, pemerintah turut mendorong investasi baru pada pembangunan industri baru di antaranya Bojonegoro Methanol, Tuban GRR, hingga Smelter Freeport yang ditarget komersial pada 2033 mendatang.
Blok Indonesia Deepwater Development (IDD) rencananya akan dialihkan untuk kebutuhan industri kimia domestik, ammonia-urea, soda ash dengan kebutuhan mencapai 500.000 TPY dan kargo LNG di Bontong pada 2029 mendatang. Adapun, produksi gas diperkirakan mencapai 205 MMscfd dengan potensi penuh mencapai 679 MMscfd.
Blok Donggi Senoro, Citic Seram, Seram dan Genting, portofolio migas Indonesia di sisi timur, turut dipertimbangkan untuk memasok industri methanol, blue ammonia, mini LNG dan smelter.
Adapun, Blok Masela dengan kapasitas produksi mencapai 9,5 mtpa dan 150 MMscfd bakal memasok pabrik ammonia-urea di Tanimbar. Selain itu, pemerintah turut mempelajari peluang industrialisasi gas dari Blok Warim.
Selain itu, Arifin menambahkan, pemerintah turut berencana untuk meningkatkan investasi pada infrastruktur di sisi midstream hingga hilir untuk integrasi pasokan dan permintaan gas di beberapa daerah pengembangan tersebut.
“Untuk menanggapi permintaan domestik yang meningkat, pemerintah secara aktif akan meningkatkan infrastruktur gas untuk memfasilitasi integrasi pasokan dan permintaan,” kata dia.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajarannya untuk menyusun peta jalan hilirisasi minyak dan gas (migas) dalam negeri hingga 2040 mendatang. Peta jalan itu menjadi visi Jokowi untuk mengejar target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia Emas 2045 mendatang.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, target hilirisasi dari industri migas itu dipatok mencapai US$68,1 miliar sampai dengan 2040 mendatang, mengambil porsi yang cukup besar dari tujuh sektor hilirisasi lainnya yang secara keseluruhan mencapai US$543,3 miliar.
“Arahan Pak Presiden ke depan sumur-sumur migas yang bisa kita bangun hilirisasinya sudah harus kita bangun di sini, kita ini masih impor 80 persen metanol, LPG 6 sampai 7 juta ton impor per tahun, apakah tidak ada bahan bakunya di sini? Saya pikir banyak,” kata Bahlil saat memberi sambutan dalam the 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG) di Nusa Dua, Rabu (20/9/2023).
Bahlil menuturkan, peta jalan hilirisasi migas itu sudah beberapa kali masuk ke dalam bahasan level tinggi rapat terbatas (ratas) yang dipimpin Presiden Jokowi. Kendati demikian, kementerian dan lembaga teknis terkait saat ini masih mematangkan visi Jokowi itu ke dalam peta jalan yang lebih konkret sebelum memutuskan kebijakan yang lebih mengikat.
Dia meminta Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan beberapa pimpinan perusahaan kontrak kerja sama (KKKS) yang hadir dalam acara itu untuk memahami keputusan pemerintah tersebut. Menurut dia, paradigma hulu migas saat ini mesti mulai digeser untuk pemenuhan industri hilir di dalam negeri.
“Ini perintah ratas jangan lagi banyak alasan, teman-teman, sumur-sumur yang sudah dibor yang sudah dapat cadangannya tapi belum ada pasarnya tapi jangan lagi ada alasannya untuk ekspor mentah, tanyakan dulu teman-teman industri di dalam negeri, prioritaskan mereka agar nilai tambahnya ada di dalam negeri,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
.jpg?w=300&h=221)
