Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Singapura Suntik Investasi Rp1 Triliun ke Produsen Susu Kin Dairy

Ekuitas swasta Singapura, Growtherum Capital Partner (GCP) suntikan dana yang diperkirakan Rp1 triliun pada produsen susu Indonesia, KIN Dairy.
ilustrasi produk susu
ilustrasi produk susu

Bisnis.com, JAKARTA - Ekuitas swasta asal Singapura, Growtherum Capital Partner (GCP) menaruh investasi di produsen susu Indonesia, PT ABC Kogen Dairy (KIN Dairy).

Dikutip dari Deal Street Asia, nilai kesepakatan antara GCP dan KIN Dairy masih dirahasiakan. Namun, diperkirakan investasinya mencapai US$70 juta atau sekitar Rp1 triliun (asumsi kurs Rp15.379 per dolar AS) .

Diketahui, dengan pendanaan tersebut, Growtherum menargetkan untuk memimpin pasar Indonesia di sektor susu. 

“Dengan meningkatnya permintaan akan produk nutrisi saat bepergian dan rendahnya konsumsi susu per modal, Indonesia diharapkan menjadi salah satu pasar susu dengan pertumbuhan tercepat secara global,” mitra GCP, Choo Koon Po.

Senada, Presiden Direktur KIN Dairy Warren Choo mengatakan dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan pertumbuhan bisnis KIN akan semakin melaju kencang. Hal ini tidak terlepas dari rekam jejak dan jaringan Growtheum yang terbukti sudah sangat luas.

Selain itu GCP juga telah lama dikenal sebagai pihak yang terpercaya bagi dunia usaha di Indonesia. 

“Kami berharap untuk bekerja sama dengan mereka guna mempercepat pertumbuhan bisnis sejalan dengan visi perusahaan kita untuk menghadirkan produk susu yang pertama, terdiferensiasi, dan unik kepada konsumen Indonesia,” ujar Warren, dikutip dari siar persnya, Senin (18/9/2023).

Di sisi lain, Direktur Pelaksana Senior GCP Kusnadi Pradinata mengatakan kolaborasi ini menjadi bukti bahwa perusahaan Indonesia masih menarik di mata investor global. 

“Dengan komitmen perusahaan yang tiada henti terhadap inovasi produk, nilai gizi, dan bahan-bahan berkualitas terbaik, KIN Daily mewakili peluang menarik bagi GCP untuk mewujudkan peluang pasar tersebut,” ujar Kusnadi, dikutip Senin (18/9/2023).

Sebelumnya, GCP baru-baru ini dikabarkan telah mengumpulkan US$657 juta atau sekitar Rp10,1 triliun untuk dana perdananya. Angka inipun lebih rendah dari target awalnya yang sebesar US$600 juta hingga US$800 juta atau sekitar Rp9,2-12,3 triliun.

Adapun GCP juga pernah menyuntikan dana ke sejumlah perusahaan di Indonesia, seperti Bank digital Allo Bank, e-grocery platform AlloFresh, hingga grup rumah sakit RS Mitra Plumbon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper