Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Diproyeksi Tahan Suku Bunga di Kisaran 5,25-5,50 Persen pada September 2023

Ekonom memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25-5,5 persen pada pertemuan 19-20 September 2023 mendatang.
Logo Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan
Logo Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Selasa (23/8/2022). Bloomberg/Graeme Sloan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) tidak akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 19-20 September 2023 mendatang. 

Berdasarkan dari 97 ekonom yang disurvei oleh Reuters, lebih dari 95 persen ekonom atau tepatnya 94 ekonom yang disurvei pada 7-12 September 2023 memproyeksikan bahwa The Fed mempertahankan suku bunga dalam kisaran 5,25-5,50 persen. Proyeksi ini sejalan dengan ekspektasi pasar. 

Sementara itu, hampir 20 persen dari ekonom yang disurvei, atau sekitar 17 dari 97 ekonom, memproyeksikan kemungkinan terjadi setidaknya satu kenaikan suku bunga lagi sebelum akhir tahun, termasuk tiga di antaranya yang mengharapkan kenaikan suku bunga pada bulan ini.

"Meskipun kami tetap mengharapkan Federal Reserve akan tetap mempertahankan suku bunga pada pertemuan FOMC tanggal 20 September, kami tidak akan terkejut jika sebagian besar pejabat terus memproyeksikan satu kenaikan suku bunga lagi menjelang akhir tahun dalam 'dot plot' terbaru mereka," jelas ekonom senior AS di Deutsche Bank, Brett Ryan, yang dikutip dari Reuters, Rabu (13/9/2023). 

Ryan juga mengutarakan bahwa meskipun terdapat kemajuan dalam mengatasi inflasi, The Fed tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang pasti. 

Selanjutnya, dari 87 responden yang memiliki proyeksi the Fed mempertahankan suku bunga hingga pertengahan tahun 2024, 28 responden memperkirakan pemangkasan suku bunga pertama terjadi pada kuartal I/2024. Adapun 33 responden memperkirakan pemangkasan terjadi pada kuartal II/2024 dan hanya 1 responden yang berpendapat The Fed memangkas suku bunganya pada tahun ini. 

Lalu, sekitar 70 persen dari responden tersebut, atau 62 dari 97 responden, memperkirakan setidaknya terdapat pemangkasan suku bunga pada akhir Juni 2024. 

Namun, lima dari 28 responden mengatakan bahwa risiko terbesar pemangkasan pertama The Fed akan terjadi lebih lambat, dari apa yang mereka proyeksikan saat ini. 

Dalam waktu dekat, kebijakan The Fed juga sangat bergantung pada rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Agustus 2023. Berdasarkan survei, diperkirakan bahwa IHK akan naik sebesar 0,6 persen. Jika proyeksi ini terealisasi, maka laju inflasi tahunan akan mencapai 3,6 persen, naik dari 3,2 persen sebelumnya.

Terkait pasar tenaga kerja, para ekonom memproyeksikan bahwa tingkat pengangguran rata-rata akan sekitar 3,7 persen tahun ini dan sedikit naik menjadi 4,3 persen pada tahun 2024. Kemudian, menurut survei terpisah dari Reuters, harga rumah dan sewa juga diharapkan tetap tinggi saat ini bahwa koreksi pasar perumahan AS yang relatif singkat tampaknya telah berakhir. 

Hal ini kemudian akan memperlambat penurunan inflasi lebih lanjut, yang diperkirakan tidak akan mencapai target The Fed setidaknya hingga 2025. Tak hanya itu, ini juga menunjukan bahwa pemotongan suku bunga masih jauh dari sekarang. 

"Pasar tenaga kerja dan perumahan yang ketat menghadirkan risiko kenaikan terhadap inflasi... Ini berarti bahwa jika tidak ada resesi, para pembuat kebijakan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga kebijakan hingga tahun 2024," jelas kepala ekonom AS di Citi, Andrew Hollenhorst. 

Terkait hal tersebut, penurunan ekonomi yang serius dapat membenarkan penurunan suku bunga lebih awal. Namun hal ini kecil kemungkinannya. Menurut survei, ekonomi diperkirakan akan berekspansi sebesar 2 persen pada 2023 dan 0,9 persen pada 2024. 

Pandangan median dari sampel ekonom yang berkurang, memberikan tanggapan kemungkinan resesi dalam satu tahun turun lebih jauh menjadi 30 persen, setelah merosot di bawah 50 persen untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun pada Agustus 2023. Puncaknya sendiri mencapai 65 persen pada Oktober 2022. 

"Dalam perkiraan kasus dasar kami, ekonomi memasuki resesi pada paruh pertama tahun depan, yang akan membuat The Fed melakukan pemangkasan pada kuartal kedua. Tetapi risikonya adalah pertumbuhan tertahan dan pemangkasan pertama akan dilakukan nanti," jelas Hollenhorst.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper