Bisnis.com, JAKARTA - PT Wilmar Padi Indonesia memutuskan untuk mengurangi serapan gabah petani seiring dengan harga gabah petani yang melonjak linier dengan harga beras di pasar.
Rice Business Head PT Wilmar Padi Indonesia Saronto menjelaskan kenaikan harga tersebut didorong oleh penurunan produksi di dunia. Khusus di Indonesia, penurunan produksi akibat fenomena El Nino.
"Kemampuan penyerapan kami turut terdampak dengan adanya kenaikan harga, sehingga perusahaan pun membatasi pembeliannya," jelas Saronto saat dihubungi, Jumat (8/9/2023).
Saronto juga menambahkan, harga pembelian gabah telah disesuaikan dengan harga jual beras. Selain itu, pembelian gabah yang dilakukan Wilmar juga memperhatikan keseimbangan harga pasar.
Adapun, dia mengatakan Wilmar tetap berkomitmen mendukung pemerintah, Kementerian Pertanian, dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menyediakan beras ke konsumen kendati ada penurunan produksi.
Adapun, berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jumat (8/9/2023) pukul 18.00 WIB, harga beras premium terpantau stagnan pada level Rp14.290 per kilogram. Sementara itu, harga beras medium tercatat naik 0,40 persen menjadi Rp12.670 per kilogram.
Baca Juga
Padahal berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No. 7/2023, harga eceran tertinggi (HET) untuk wilayah Jawa, Lampung, dan Sumatra Selatan sebesar Rp10.900 per kilogram untuk beras medium dan Rp13.900 per kilogram untuk beras premium.
Badan Pusat Statistik (BPS) pun mencatat harga beras eceran pada Agustus 2023 meningkat 1,43 persen (mtm) dan naik 13,76 persen (yoy).