Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Fokus Garap Bisnis Migas, Begini Jurus Pertamina Kurangi Emisi

Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina masih mengalokasikan 60-65 persen dari total anggaran untuk bisnis migas dalam rencana jangka panjang.
Gedung Pertamina./Istimewa
Gedung Pertamina./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) masih akan tetap fokus menjalankan bisnis minyak dan gas (migas) dalam jangka panjang sembari perlahan beralih ke bisnis hijau di tengah era transisi energi. 

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, dalam rencana jangka panjang, perseroan masih mengalokasikan sekitar 60-65 persen dari total anggaran untuk bisnis migas. Hal ini demi mencapai ketahanan energi dalam negeri.

Sebab, menurutnya, Indonesia sebagai negara berkembang dengan ambisi untuk meningkatkan produk domestik brutonya masih tetap membutuhkan energi fosil sebagai katalis pertumbuhan ekonomi. 

Oleh karena itu, agenda ketahanan energi dan upaya pencapaian karbon netral atau net zero emission harus dilakukan secara pararel.

"Meskipun kita masih mengoperasikan aset warisan [migas], kita lakukan dengan operasional yang ramah lingkungan. Selain itu, kami juga memiliki beberapa inisiatif seperti dekarbonisasi untuk mengurangi emisi dari produksi kita,” kata Nicke dalam acara Bloomberg CEO Forum at Asean di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Nicke menyebut bahwa dalam upaya dekarbonisasi, pihaknya berhasil mengurangi 31 persen emisi karbon dari hasil produksi mereka pada tahun lalu. 

Lebih lanjut, kata Nicke, Pertamina juga akan melakukan konversi terhadap beberapa kilang minyak milik mereka menjadi kilang hijau yang memproduksi bioenergi.

“Saat ini, kami memiliki tujuh kilang, tiga di antaranya akan diubah menjadi kilang ramah lingkungan,” ujarnya.

Selain itu, Nicke menyampaikan bahwa pihaknya juga mengembangan bisnis penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS).

Saat ini, terdapat 14 proyek fasilitas CCS/CCUS yang tengah dikembangkan di Indonesia dengan target operasi maksimal 2030 mendatang. 

Adapun, ke-14 proyek itu tersebar dari Arun, Sakakemang, Central Sumatra Basin Hubs, Coal to DME+ yang dikembangkan Pertamina dan Chiyoda Corp; Ramba, Gundih, East Kalimantan & Sunda Asri Basin Hubs, CCU to Methanol RU V Balikpapan, Sukowati, Abadi, Blue Ammonia yang dikembangkan Panca Amara Utama bersama dengan Jogmec, Mitsubhisi dan ITB, Tangguh.  

Dengan dibuatnya fasilitas CCUS yang akan dikembangkan Pertamina, Nicke mengharapkan hal ini dapat menjadi salah satu bentuk untuk membantu Indonesia mewujudkan net zero emision (NZE) pada tahun 2060.

“Tentu saja menjadi solusi dari ketiga agenda ini jika dijalankan secara paralel diharapkan dapat mencapai emisi nol bersih (NZE) Indonesia pada 2060,” ucap Nicke 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper