Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras mengalami inflasi tahunan tertinggi dalam 8 tahun terakhir pada Agustus 2023.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, inflasi beras pada Agustus 2023 sebesar 13,76 persen (year-on-year/yoy) merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
"Terakhir kali inflasi beras secara tahunan yang cukup tinggi pernah terjadi pada Oktober 2015 sebesar 13,44 persen (yoy)," ujar Pudji dalam konferensi pers, Jumat (1/9/2023).
Secara bulanan, inflasi beras pada Agustus 2023 sebesar 1,43 persen merupakan tertinggi sejak Maret 2023. Sebelumnya, pada Februari 2023, harga beras mengalami inflasi sebesar 2,34 persen.
Pudji menuturkan bahwa kenaikan harga beras sudah terdeteksi sejak adanya kenaikan harga gabah di tingkat petani. BPS mencatat pada Agustus 2023, harga gabah kering panen (GKP) meningkatkan 3,62 persen (mtm) dan naik 11,88 persen (yoy). Selain itu, harga gabah kering giling (GKG) naik 5,82 persen (mtm) dan 23,03 persen (yoy).
Dia menjelaskan, kenaikan harga gabah dan beras terjadi lantaran permintaan yang lebih besar dari suplai.
Baca Juga
"Ada fenomena persaingan penawaran harga oleh pembeli gabah itu sendiri baik kepada petani maupun penggilingan. Sementara di sisi lain, jumlah produksi beras saat ini cenderung berkurang karena sudah melewati masa panen di bulan Juli 2023," katanya.
Dia mengimbuhkan, BPS memperkirakan luas panen padi pada Agustus 2023 turun 1,55 persen jika dibandingkan Juli 2023, sedangkan produksi padi diprediksi turun 4,01 persen.
Adapun, BPS mencatat harga beras di penggilingan pada Agustus 2023 meningkat 2,59 persen (mtm) dan naik 20,27 persen (yoy).
Harga beras di tingkat grosir pada Agustus 2023 meningkat sebesar 1,02 persen (mtm) dan naik 16,24 persen (yoy), sementara harga beras eceran pada Agustus 2023 juga meningkat 1,43 persen (mtm) dan naik 13,76 persen (yoy).