Bisnis.com, JAKARTA – Laju inflasi di dalam negeri diperkirakan akan terus menurun dan mencapai tingkat 3 persen pada akhir 2023.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2023, Kamis (31/8/2023).
“Kami perkirakan inflasi pada sisa 2023 akan tetap terkendali dalam sasaran 3 plus minus 1 persen. Akhir tahun Insyaallah di sekitar 3 persen,” katanya.
Selanjutnya, Perry mengatakan laju inflasi pada 2024 ditargetkan akan terjaga tetap rendah, pada kisaran 2,5 hingga 3,5 persen.
Pasalnya, imbuh Perry, tingkat inflasi yang rendah merupakan faktor yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Dalam hal ini, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi, terutama dengan koordinasi yang sangat erat dengan pemerintah.
Baca Juga
Untuk itu, Perry mengatakan bahwa kebijakan moneter akan secara konsisten dan antisipatif diarahkan untuk mendukung stabilitas dalam rangka pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Kebijakan makroprudensial longgar antara lain melalui insentif likuiditas juga terus ditempuh sehingga mendorong perbankan menyalurkan kredit atau pembiayaan ke sektor prioritas, termasuk ke sektor terkait hilirisasi, pertanian, dan UMKM pangan.
Kebijakan di bidang sistem pembayaran juga terus diakselerasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk melalui perluasan fitur QRIS transfer, tarik, dan setor tunai (Tuntas), kerja sama di tingkat kawasan Asean, mendukung penyaluran bansos melalui elektronifikasi transaksi keuangan daerah.
“Kami juga menggerakkan seluruh 46 kantor perwakilan BI untuk berkoordinasi erat dengan Pemda dalam pengendalian inflasi melalui pasar murah, ketahanan komoditas pangan, kerja sama antar daerah, kelancaran distribusi, koordinasi dan komunikasi, serta digitalisasi data,” kata Perry.