Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Senior Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 0,05 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Agustus 2023.
Perkiraan tingkat inflasi tersebut melandai jika dibandingkan dengan inflasi pada Juli 2023 yang tercatat sebesar 0,21 persen mtm.
Secara tahun berjalan, inflasi Agustus 2023 diperkirakan sebesar 1,50 persen year-to-date (ytd), jauh lebih rendah dibandingkan dengan 3,63 persen ytd yang tercatat pada periode Januari-Agustus 2022.
Sementara secara tahunan, Faisal memperkirakan inflasi pada periode tersebut akan mencapai 3,34 persen (year-on-year/yoy), naik dari Juli 2023 yang sebesar 3,08 persen yoy.
Faisal menjelaskan perlambatan inflasi Agustus 2023 secara bulanan terutama disebabkan oleh penurunan harga makanan.
Di sisi lain, inflasi tahunan yang lebih tinggi menurutnya lebih disebabkan oleh low base effect dari periode yang sama pada tahun lalu (yoy).
Baca Juga
“Pada Agustus 2022, IHK mengalami deflasi bulanan, sebagian besar didorong oleh penurunan harga makanan yang disebabkan oleh peningkatan pasokan makanan selama musim panen,” katanya, Kamis (31/8/2023).
Lebih lanjut, Faisal memperkirakan inflasi inti diperkirakan kembali melanda, dari 2,43 persen pada Juli 2023 menjadi 2,33 persen pada Agustus 2023.
Namun demikian, secara bulanan, inflasi inti terlihat menguat dari 0,13 persen mtm pada Juli 2023 menjadi 0,28 persen mtm pada Agustus 2023, yang dipengaruhi oleh permintaan yang kuat, didukung oleh peningkatan mobilitas masyarakat.
Menurutnya, inflasi tahunan akan terus menurun dan tetap berada dalam kisaran target yang telah ditetapkan selama sisa 2023.
Sementara itu, imbuhnya, masih terdapat tantangan yang dipicu oleh El Nino dan cuaca ekstrem, terutama dampaknya terhadap inflasi bahan pangan, yang perlu diantisipasi dengan hati-hati.
“Kami memperkirakan inflasi IHK akan mencapai 3,00 persen pada akhir 2023 jika pemerintah secara efektif mengelola harga pangan dan rantai pasokan,” jelasnya.