Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angkasa Pura (AP) I Cetak Laba Rp448 Miliar hingga Juli 2023

Angkasa Pura I atau AP I membukukan laba senilai Rp448 miliar pada Juli 2023.
Dirut Angkasa Pura I Faik Fahmi (kiri) seusai menyampaikan pidato dalam acara Perayaan HUT Angkasa Pura I ke-54 di Ecovention Ancol Jakarta, Sabtu (24/2/2018)./JIBI-Hendra Wibawa
Dirut Angkasa Pura I Faik Fahmi (kiri) seusai menyampaikan pidato dalam acara Perayaan HUT Angkasa Pura I ke-54 di Ecovention Ancol Jakarta, Sabtu (24/2/2018)./JIBI-Hendra Wibawa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (AP I) mencetak laba senilai Rp448 miliar pada Juli tahun ini.

Direktur Utama AP I Faik Fahmi memaparkan secara perlahan tetapi pasti, peningkatan kinerja berhasil dicapai atau bahkan melebihi target yang telah ditentukan perusahaan untuk periode 2022-2027.  

Faik memaparkan pada periode Januari-Juli 2023, total pendapatan mencapai Rp5,21 triliun atau meningkat sebesar 75 persen dan EBITDA mencapai Rp2,32 triliun atau naik 224 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

“Dengan perolehan tersebut, perusahaan pun berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp448 miliar di periode Januari-Juli 2023,” ujarnya melalui keterangan resmi, Rabu (30/8/2023).

Pencapaian kinerja keuangan AP I, lanjut Faik, tak terlepas dari peran kinerja operasional perusahaan yang tumbuh secara signifikan hingga Juli tahun ini. AP1 mencatat sebanyak 45,3 juta pergerakan penumpang di 15 bandara pada periode 1 Januari-28 Agustus 2023, tumbuh 78 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 sebanyak 25,4 juta penumpang. 

Tak hanya itu, dengan penerapan transformasi perusahaan yang secara konsisten dilakukan sejak 2022 melalui business turnaround, organization and culture, financial restructuring, dan digitalization, AP I berhasil mencetak laba bersih secara konsolidasi senilai Rp448 miliar pada periode Januari-Juli 2023. 

Faik tak menampik bahwa pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir selama tiga tahun menjadi pukulan berat bagi perusahaan.

Hal ini ditunjukkan dengan kinerja perusahaan yang sebelumnya mengalami pertumbuhan pendapatan yang sangat baik dengan puncak capaian pendapatan sebesar Rp 8,63 triliun pada 2019 mengalami penurunan hingga 63 persen pada 2021 sebesar Rp3,21 triliun.

Volatilitas industri aviasi saat itu membuat perusahaan menyusun inisiatif transformasi untuk mendukung pemulihan bisnis seperti cost leadership, revenue enhancement, dan penundaan investasi. 

Dia menambahkan peningkatan kinerja operasional dan keuangan AP1 tidak terlepas dari semangat optimisme perusahaan untuk melakukan pemulihan kinerja akibat dampak pandemi Covid-19.

Berbagai langkah inovasi dan kebijakan yang dirangkum dalam transformasi bisnis AP1 menjadi upaya yang optimal bagi perusahaan untuk terus mencapai target-target yang telah dicanangkan ke depannya.

Perseroan proaktif berkomunikasi dengan berbagai maskapai penerbangan, baik nasional maupun internasional, untuk dapat segera melakukan reaktivasi rute-rute penerbangan yang selama masa pandemi berhenti beroperasi. Hal ini dengan mempertimbangkan tingkat permintaan pengguna angkutan transportasi udara yang semakin tinggi.

Kemudian, dalam restrukturisasi finansial yang dilakukan sepanjang Semester  I/2023 berdampak positif terhadap peningkatan arus kas dan likuiditas. Rasio kemampuan membayar utang jangka pendek perusahaan meningkat dari 0,70 kali pada 2022 menjadii 1,53 kali pada Semester I/2023.

Peningkatan performa keuangan di tengah tahun ini membawa hasil positif terhadap peringkat kredit AP I. Pefindo–lembaga pemeringkat obligasi nasional–telah menaikkan peringkat kredit AP1 dari idAA+ Outlook Negatif menjadi idAA+ Outlook Stabil.

Pada 2023, Fitch Ratings yang merupakan lembaga pemeringkat kredit internasional juga menaikkan peringkat kredit perusahaan dari AA-(idn) Outlook Stabil menjadi AA(idn) Outlook Positif.

Faik meyakinkan bahwa segala upaya telah dikerahkan agar perseroan mencapai seluruh target yang telah ditetapkan ke depannya. Perusahaan juga telah memetakan sejumlah tantangan dan kesempatan kemungkinan terjadi di masa depan serta menawarkan solusi dengan tujuan meningkatkan kinerja operasional dan finansial yang dapat menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan. 

“Tren pertumbuhan pada tahun ini menjadi sinyal bahwa upaya transformasi secara keseluruhan bisnis perusahaan telah membuahkan hasil. Meski begitu, sinyal positif ini mesti terus digaungkan sehingga AP1 benar-benar kembali ke posisi semula sebelum pandemi melanda atau bahkan lebih dari itu,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper