Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Nasib Blok Natuna hingga Langkah Bank Pertebal Capex

Nasib Blok Natuna menjadi salah satu ulasan pilihan Bisnisindonesia.id yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Jumat (25/8/2023). Berikut selen
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.

Bisnis.com, JAKARTA - Impak dari sanksi yang diberikan Uni Eropa dan Pemerintah Inggris terhadap Rusia mulai menimbulkan ketidakpastian terhadap proyek pengembangan Lapangan Tuna di Wilayah Kerja (WK) Tuna yang dioperasikan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil Tuna BV.

Nasib Blok Natuna menjadi salah satu ulasan pilihan Bisnisindonesia.id yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Jumat (25/8/2023). Berikut selengkapnya.

1. Nasib Tak Pasti Blok Natuna Ditinggal BUMN Migas Rusia

Kendati persetujuan rencana pengembangan (plant of development/POD) pertama Lapangan Tuna di Wilayah Kerja (WK) Tuna di lepas pantai Natuna Timur, Kepulauan Riau itu sudah disetujui menjelang tutup tahun 2022, nyatanya perusahaan migas asal Inggris itu kini mengalami kesulitan untuk merealisasikan rencana pengembangan WK migas tersebut.

Zarubezhneft dipastikan mundur dari proyek Blok Tuna seiring dengan adanya pembatasan dari Uni Eropa serta Pemerintah Inggris untuk mengembangkan portofolio lapangan migas bersama mitra BUMN asal Rusia yang terletak di lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam itu.

Padahal, Zarubezhneft lewat anak usahanya, ZN Asia Ltd memegang 50 persen hak partisipasi Blok Tuna bersama Premier Oil Tuna BV (Harbour Energy Group), yang bertindak sebagai operator dengan menggenggam hak partisipasi sama-sama 50 persen.

Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf mengungkapkan bahwa konflik politik antara Rusia dan negara Barat membuat Harbour tidak dapat melakukan transaksi maupun bermitra dengan perusahaan Rusia.

2. Langkah Bankir Pertebal Capex IT Demi Tangkal Serangan Siber

Kian rawannya sektor perbankan terhadap serangan siber bakal menuntut adanya peningkatan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) yang lebih gemuk di masa mendatang untuk investasi teknologi informasi di industri ini.

Berdasarkan data dari Checkpoint Research 2022, sektor jasa keuangan termasuk perbankan mendapatkan 1.131 kali serangan siber setiap pekannya.

Sementara itu, data International Monetary Fund (IMF) pada 2020 menyebutkan total kerugian rata-rata tahunan akibat serangan siber di sektor jasa keuangan secara global mencapai sekitar US$100 miliar.

Direktur Technology & Operations PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., Toto Prasetio, mengatakan bahwa seiring dengan pesatnya digitalisasi di sektor perbankan, keamanan siber pun menjadi tantangan.

Tren ke depan, serangan siber akan menjadi force majeure tersendiri di perbankan. Ditambah, banyak terjadi penipuan atau social engineering yang dilakukan dengan mengelabui nasabah perbankan.

3. Tahan Suku Bunga Acuan, BI Siapkan Cara Lain Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 Agustus 2023. 

Dengan demikian, suku bunga acuan BI bertahan di level 5,75 persen selama tujuh bulan beruntun atau sejak Januari 2023. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan alasan Dewan Gubernur BI mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 5,75 persen. 

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 Agustus 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Selasa (25/7/2023).

Mengacu pada keputusan tersebut, Perry mengatakan suku bunga Deposit Facility tetap di level 5 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,5 persen.

4. Peforma Ciamik Surat Utang Asia Meski Dihantui The Fed

Obligasi negara-negara berkembang di Asia terbukti tetap solid melawan surat utang AS meski suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) yang lebih tinggi. 

Surat utang di kawasan Asia, tidak termasuk China, telah diuntungkan oleh pelonggaran moneter karena beberapa bank sentral menurunkan suku bunganya. Hal itu didukung oleh kuatnya mata uang dan tekanan disinflasi dari China. 

Berdasarkan perhitungan Bloomberg, nilai korelasi rata-rata 90 haris antara imbal hasil obligasi Asia di luar China versus imbal hasil obligasi AS ternyata terbukti mendekati nol. Sementara itu, dengan ukuran yang sama, nilai korealasi imbal hasil obligasi di Eropa dan Timur Tengah masing-masing sebesar 0,32. Adapun dengan Amerika Latin sebesar 0,36.

"Di Asia, ada angin counter cyclical datan dari China, yang memiliki dampak signifikan pada negara berkembang Asia yang justru mendukung pasar obligasi," ungkap Manajer portofolio makri di Gama Asset Management SA Rajeev De Mello.

5. Labuan Bajo Sepetak Surga Magnet Investasi Destinasi Kelas Dunia

Labuan Bajo merupakan sebuah surga tersembunyi yang ada di Indonesia bagian timur dengan hamparan laut biru yang sangat luas dan dikelilingi oleh barisan perbukitan. 

Secara geografis, Labuan Bajo memiliki letak yang sangat strategis karena berada di bagian barat pulau Flores sehingga dikenal sebagai kota pariwisata yang merupakan pintu gerbang barat memasuki pesona wisata Pulau Flores dan berbatasan langsung dengan Nusa Tenggara Barat dan dipisahkan oleh Selat Sape.  

Selama hampir 1 dekade, terlebih pada masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo, Labuan Bajo disulap dari desa nelayan kecil menjadi tujuan wisata dunia. Pemerintah Indonesia sendiri telah menggalakkan transformasi pariwisata di Labuan Bajo. 

Transformasi ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025 atau Ripparnas 2010 – 2025. Untuk mempercepat transformasi tersebut pemerintah pun membentuk Badan Otoritas Pengelolaan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLF) melalui Perpres Nomor 32 Tahun 2018. 

Pemerintah rupanya tak main-main dalam menggarap destinasi wisata Labuan Bajo yang menjadi salah satu dari 4 destinasi super prioritas dan masuk dalam 10 Bali Baru. Sejak tahun 2019, Labuan Bajo digarap untuk dijadikan destinasi kelas premium. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper