Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China Melemah, Himki Bidik Ekspor Mebel ke India dan Timur Tengah

HIMKI bakal mengalihkan pangsa pasar ekspor terbesar dari China dan Amerika Serikat ke India dan Timur Tengah.
Pengunjung berada di salah satu stand pameran International Furniture Expo (IFEX) 2017 di Jakarta, Senin (13/3)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung berada di salah satu stand pameran International Furniture Expo (IFEX) 2017 di Jakarta, Senin (13/3)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mempersiapkan diri untuk mengalihkan pangsa pasar ekspor terbesar dari China dan Amerika Serikat ke Timur Tengah dan India. 

Ketua Presidium HIMKI, Abdul Sobur, mengatakan pihaknya tengah berupaya untuk memanfaatkan potensi pasar di luar China yang tengah mengalami pelemahan ekonomi dan Amerika Serikat yang dihadang inflasi tinggi. 

"Kita harus coba mengalihkan ke pasar di luar itu, seperti Timur Tengah dan India," kata Sobur kepada Bisnis, dikutip Selasa (22/8/2023). 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor furnitur (HS 94) pada Juni 2023 mengalami penurunan menjadi US$174 juta dari periode yang sama tahun lalu yakni sebesar US$263 juta. 

Sobur menuturkan bahwa penurunan nilai ekspor dari 2021 ke 2022 pun menurun sebesar 20 persen. Pada tahun 2023 ini pun dia melihat masih ada penurunan ekspor furnitur karena ketidakpastian global. 

"Kondisi globalnya kita bisa lihat, pasar utama kita ke Amerika itu mengalami penurunan yang tajam karena Amerika dilanda inflasi yang besar," ujarnya.

Kemudian, pasar terbesar kedua yaitu Uni Eropa yang juga masih terkoreksi karena terjadi perang. Namun, Himki kini tengah mencari celah untuk mengalihkan pasar furnitur ke negara alternatif seperti Timur Tengah dan India. 

"Kalau lihat data akan terjadi penurunan ekspor dibanding tahun lalu, hitungan saya antara 1-2 digit untuk ekspor menurun," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, India kini tengah menjadi sasaran banyak negara di kawasan Asean termasuk Indonesia, guna mewaspadai dampak rembetan dari perlambatan ekonomi China.

Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia (BI), Iss Savitri Hafid, mengatakan bahwa negara-negara Asean saat ini mulai melirik peluang kerja sama ekonomi yang lebih besar dengan India, seiring dengan prospek ekonomi negara itu yang terus meningkat. 

“Biasa kan kita anchoring ke China, ini China seperti ini, terus kita juga melihat India lagi [ada] potensi, jadi akan kita bahas bagaimana itu mempengaruhi prospek dan challenges di regional di Asean dengan memanfaatkan dinamika di China dan India,” kata Sobur, Senin (21/8/2023).

Sebelumnya, Goldman Sachs Research memprediksi India akan menjadi ekonomi terbesar ke-2 di dunia dan menggeser posisi Amerika Serikat (AS).

Dengan populasi 1,4 miliar orang, produk domestik bruto (PDB) India diperkirakan akan berkembang secara dramatis. Goldman Sachs Research memproyeksikan India akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua atau tepat di bawah China pada 2074.

Ekonom India di Goldman Sachs Research, Santanu Sengupta, mengatakan kunci untuk mewujudkan potensi dari pertumbuhan populasi di India adalah dengan meningkatkan partisipasi dalam angkatan kerja serta memberikan pelatihan dan keterampilan bagi para pekerja yang jumlahnya sangat banyak. 

Selama dua dekade ke depan, dia menilai rasio ketergantungan India akan menjadi salah satu yang terendah di antara ekonomi-ekonomi regional. Selain itu, populasi India memiliki salah satu rasio terbaik antara populasi usia kerja dan jumlah anak-anak dan lansia.

"Jadi, ini benar-benar merupakan jendela bagi India untuk melakukannya dengan benar dalam hal menyiapkan kapasitas manufaktur, terus mengembangkan layanan, melanjutkan pertumbuhan infrastruktur," ujarnya dalam laporan resmi Goldman Sachs Research.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper