Bisnis.com, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan sejumlah peluang bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap. Salah satu caranya, yakni dengan meniru cara yang dilakukan oleh Korea Selatan (Korsel).
Dalam Pidato Kenegaraan dalam rangka Penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan, Rabu (16/8/2023), Jokowi mengatakan kesempatan Indonesia untuk bisa keluar dari jebakan middle income trap tidak terbuka selamanya. Untuk itu sejumlah cara mesti dilakukan agar bisa keluar dari jebakan middle income trap.
"Struktur penduduk muda akibat bonus demografi kita manfaatkan secara maksimal. Transformasi ekonomi terus dilanjutkan untuk meningkatkan daya tarik investasi dan pembukaan lapangan kerja yang layak secara masif," ujarnya pada Rabu (16/8/2023).
Selain itu, partisipasi Indonesia dalam rantai pasok global, khususnya pada sektor berteknologi tinggi dan ramah lingkungan terus didorong.
Sebelumnya, dalam Peluncuran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia Emas 2045, Jokowi juga mengatakan pemerintah akan meniru langkah Korea Selatan (Korsel) lantaran sukses keluar dari middle income trap.
"Korea Selatan sebagai contoh dalam 8 tahun mampu keluar dari middle income trap atau jebakan Negara berpendapatan menengah," kata Jokowi.
Baca Juga
Jokowi mengungkapkan angka pendapatan nasional bruto (PDB) per kapital atau gross national income (GNI) Korsel pada 1987 GDP masih berada di level US$3.500. Kemudian, katanya, pada 1995 atau 8 tahun setelah itu, level GDP per capita Korsel melompat menjadi US$11.800.
"Lompatan seperti ini yang perlu kita tiru, perlu kita contoh karena kualitas SDM-nya yang okus pada teknologi dan produktifitas," ujarnya.
Jokowi sendiri mengatakan tantangan yang dihadapi Indonesia untuk keluar dari middle income trap memang tidak mudah. Namun, dia optimistis Indonesia dapat mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045 menjadi bagian dari 5 besar ekonomi dunia.