Bisnis.com, JAKARTA - Produsen fesyen lokal mengeluh serbuan produk impor asal China telah menekan produk mereka di platform e-commerce dan social commerce.
Co Founder Jiniso, produk celana jeans asal Bandung, Dian Fiona membeberkan bahwa banyak produk China menyerupai produk buatannya dijual di platform TikTok Shop dengan harga sangat murah. Dian juga menduga bahwa produk-produk impor tersebut tidak dikenakan pajak seperti yang dia lakukan terhadap produk buatannya.
"Orang [penjual] yang enggak punya produksi dia akan impor dari China, harga jualnya di luar nalar," ujar Dian usai melakukan pertemuan dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Senin (14/8/2023).
Dian menyebut, harga produk China lebih murah 20-30 persen dari produk celana jeans buatannya. Meskipun begitu, kualitas produk lokal disebut jauh lebih baik dari produk China.
"Meskipun produk kita lebih bagus, tapi harganya jomplang [dengan produk impor], otomatis masyarakat awam yang baru belanja kan pilih harga yang lebih murah," tuturnya.
Dia mengakui sejak pesatnya platform TikTok Shop pasca-pandemi Covid-19 telah membuat produk lokal sulit bersaing. Bahkan, muncul dugaan bahwa ada pihak yang sengaja mengirim produk asal Indonesia ke China untuk memproduksi barang serupa dengan harga yang jauh lebih murah.
Baca Juga
"Padahal waktu pandemi itu semua sudah cinta produk lokal, tiba-tiba ini masuk yang murah-murah jadinya buyar," kata Dian.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengaku masih menemukan praktik predatory pricing di platform TikTok Shop. Meskipun belum diketahui pasti apakah produk impor tersebut dikirim secara cross border atau bukan.
Misalnya, Teten menyebut produk parfum dijual dengan harga Rp100 per produk dan celana pendek Rp2.000 per produk. Menurutnya, harga tersebut tidak masuk akal karena jauh di bawah dari harga pokok produksi (HPP) produk lokal.
"Jadi belum ada perubahan dari TikTok," ujar Teten saat ditemui di Kemenkop UKM, Senin (14/8/2023).