Bisnis.com, YOGYAKARTA – Kartu Prakerja lahir pada pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 36/2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja Melalui Program Kartu Prakerja. Selama perjalanannya sejak 2020-2023, Kartu Prakerja disebut memberikan beasiswa pelatihan bagi lebih dari 17 juta masyarakat di seluruh provinsi di Indonesia.
Meski demikian, program milik Jokowi tersebut masih belum pasti keberlanjutannya pada 2024 mendatang.
Deputi III Kantor Staf Presiden selaku Anggota Tim Pelaksana Kartu Prakerja Edy Priyono menyampaikan bahwa program tersebut masih akan berjalan pada 2024 atau di akhir periode kepemimpinan Jokowi.
Namun, belum diketahui kelanjutannya setelah Jokowi melepaskan jabatannya sebagai presiden.
“Tahun depan masih ada, kalau setelah pemerintahan ganti, setelah 2024, kami dari pelaksana Kartu Prakerja inginnya lanjut, tapi sangat tergantung kepada keputusan pemerintahan baru,” ujarnya kepada awak media di Yogyakarta, Rabu (9/8/2023).
Edy meneruskan, karena pada dasarnya Kartu Prakerja tercantum dalam Perpes, selama peraturan tersebut belum dicabut, maka program tersebut masih akan berlaku. Berbeda jika nantinya pada pemerintahan baru, peraturan tersebut tidak lagi digunakan.
Baca Juga
Dampak Kartu Prakerja
Dalam Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020 tercatat angka tenaga kerja Indonesia mencapai 140,22 juta orang.
Namun, yang pernah mengikuti training/kursus/pelatihan hanya mencapai 10,25 persen. Dengan kata lain, hanya sekitar 14,37 juta orang memiliki pengalaman ikut pelatihan tersebut.
“Dengan adanya program Kartu Prakerja, kami sudah meningkatkan jumlah angkatan kerja yang pernah mengikuti pelatihan, dari 10,25 persen, menjadi 19,08 persen pada Februari 2023. jadi cukup meningkat dalam waktu 3 tahun,” ujar Direktur Operasi Manajemen Pelaksana (PMO) Kartu Prakerja Hengki Sihombing.
BPS mencatat pada Februari 2023 terdapat 146,62 juta angkatan kerja. Artinya, terdapat penambahan tenaga kerja yang mengikuti pelatihan menjadi 27,97 juta orang.
Secara total, sebanyak 17 juta masyarakat Indonesia telah merasakan manfaat dari Kartu Prakerja. Salah satunya Arif (39), penerima Program Kartu Prakerja yang berasal dari Yogyakarta.
Arif yang sudah memiliki kemampuan memasak secara turun temurun tersebut merasakan kesulitan mendapatkan pekerjaan, karena tidak mengeyam pendidikan tata boga secara formal. Dia pun terbentur masalah sertifikat saat akan melamar pekerjaan.
“Saya belum pernah sekolah masak, jadi tidak punya sertifikat, kalah sama pendaftar [kerja] lain,” ujarnya, Selasa (8/8/2023).
Setelah berhasil menerima Kartu Prakerja pada skema semi bansos, Arif mendapatkan kesempatan pelatihan memasak dari selebriti Chef Juna dan mendapatkan sertifikat pelatihan.
Alhasil, Arif kini telah bekerja di salah satu restoran berkonsep fine dining di Yogyakarta.
Berdasarkan survei yang dilakukan manajemen pelaksana pada periode April – Juli 2023, sebanyak 61 persen penerima Kartu Prakerja menganggur.
Kemudian setelah disurvei usai menyelesaikan program, sebanyak 24 persen dari peserta yang sebelumnya menganggur, menjadi wirausaha.
Sementara sebanyak 13 persen yang menganggur sebelum program, setelah menyelesaikan program peserta telah bekerja sebagai pegawai/buruh/karyawan lepas.
Diketahui, salah satu tujuan dari Kartu Prakerja adalah meningkatkan kualitas SDM menuju Indonesia Emas 2024, dengan keluar dari middle income trap menjadi high income country. Salah satunya diawali dengan kualitas SDM yang semakin mampu untuk bersaing di pasar kerja.