Produsen Otomotif Was-was
Perseteruan antara AS dan China terkait bahan baku semikonduktor ternyata berimbas pada bisnis otomotif di dalam negeri.
Anak usaha PT Astra International Tbk. (ASII), yakni PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) telah menerapkan siasat untuk menghadapi larangan ekspor logam galium dan germanium dari China yang digunakan untuk semikonduktor.
Direktur Astra Otoparts Wanny Wijaya mengatakan perseroan telah menerapkan multisourcing atau mencari pasokan dari sejumlah negara selain China seiring adanya kekurangan pasokan sejak tahun lalu. Hal ini pun akan terus diterapkan guna menjaga ketepatan waktu pengiriman dan service rate yang baik dari Astra Otoparts akan komponen dari semikonduktor.
“Kami sudah menerapkan multisourcing sejak ada shortage supply beberapa waktu lalu dan akan terus dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan kami akan semikonduktor,” ujar Wanny kepada Bisnis, Kamis (3/8/2023).
PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) menilai keputusan China yang melarang ekspor logam galium dan germanium yang digunakan untuk semikonduktor dapat berdampak secara tidak langsung terhadap kinerja perseroan.
Direktur Keuangan Garuda Metalindo Anthony Wijaya mengatakan larangan ekspor logam tersebut berpotensi menghambat rantai pasokan semikonduktor sehingga mempengaruhi kinerja meski tidak secara langsung.
Baca Juga
“Jika pabrikan otomotif terhambat, maka tentunya kami juga akan terkena dampaknya,” ujar Anthony kepada Bisnis, Kamis (3/8/2023).
Larangan tersebut, menurutnya, dapat berdampak terhadap pasokan semikonductor yang mempengaruhi para pabrikan mobil dan motor, yang akan menghambat volume produksi otomotif sendiri.
Adapun, Garuda Metalindo sejatinya tidak menggunakan material semikonduktor, sehingga dampak larangan ekspor logam galium dan germanium tidak dirasakan secara langsung oleh perseroan.
“Tergantung rantai pasokan semikonduktor para pabrikan otomotif apakah mereka terdampak atau tidak,” tuturnya.