Bisnis.com, JAKARTA - Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal LRT Jabodebek merupakan yang pertama nampaknya keliru. Sebab, 5 tahun lalu ada proyek serupa senilai Rp12,5 triliun yang sukses beroperasi.
Presiden Jokowi diketahui baru saja kembali menjajal kereta light rail transit (LRT) pada Kamis (3/8/2023).
Dalam kunjungannya tersebut, orang nomor 1 di RI itu menegaskan bahwa pengoperasioan LRT Jabodebek akan memprioritaskan sisi keamanan dan keselamatan. Dia juga menyebut, pengoperasioan LRT di Jabodebek menjadi yang pertama di Indonesia.
"LRT ini merupakan yang pertama di Indonesia. Wajar jika masih ada kekurangan yang perlu dievaluasi dan diperbaiki," cuitnya dalam akun Twitter resmi @Jokowi, dikutip Jumat (4/8/2023).
Unggahan tersebut lantas dibanjiri oleh komentar warganet yang banyak mempertanyakan kondisi LRT Palembang. Lantas bagaimana kondisinya saat ini?
LRT Palembang yang memiliki nilai investasi sebesar Rp12,5 triliun yang dipenuhi melalui skema pendanaan penugasan BUMN. Kementerian Perhubungan selaku penanggung jawab proyek berhasil mengoperasikan moda transportasi tersebut pada 2018.
Baca Juga
Lintas pelayanan LRT dimulai dari stasiun Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II hingga Jakabaring Sport City. Proyek yang pembangunannya membutuhkan waktu 3 tahun ini untuk mendukung Asian Games 2018.
Pemerhati perkeretapian dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menjelaskan bahwa LRT Palembang saat ini telah mengalami peningkatan okupansi penumpang walaupun belum signifikan.
Dia juga memprediksi okupansi penumpang LRT Palembang juga diprediksi akan terus mengalami peningkatan seiring dengan dilakukannya penataan integrasi moda dan kepadatan lalu lintas di Kota Palembang.
"Terdorong frekuensi penerbangan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, menurut saya potensi penggunanya secara bertahap akan bisa bertambah," jelasnya, Jumat (4/8/2023).
Seiring dengan rencana LRT Jabodebek yang akan dioperasikan secara komersil pada 30 Agustus 2023, Adit menilai LRT Jabodebek memiliki prospek yang lebih baik daripada LRT Sumsel dan LRT Velodrome Jakarta.
Bukan tanpa alasan, LRT Jabodebek dipandang jauh lebih prospektif karena jaringannya menghubungkan antara area sub-urban dengan urban atau daerah pinggiran dan kota penyangga ke pusat kota Jakarta.
"Jalurnya melintasi serta stasiun nya terletak di tengah kawasan perkotaan khususnya area perkantoran dan kawasan komersial. Sepanjang frekuensi perjalanan tinggi, waktu tempuh relatif singkat dan tarif terjangkau, maka LRT Jabodebek proyeksi pengguna nya akan relatif tinggi," pungkasnya.