Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menerima kunjungan dari EU-ASEAN Business Council (EU-ABC) untuk membahas hubungan dagang Indonesia dengan Uni Eropa.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani menyampaikan membahas beragam hal, tetapi yang menjadi pembahasan utama adalah perdagangan kedua wilayah yang telah terikat Free Trade Agreement (FTA) pada 2016.
“Kami berbagi beragam insight mengenai lansekap kebijakan di Kemenkeu utamanya terkait perpajakan, kepabeanan dan cukai, serta perubahan iklim. Kami mendengar dengan baik tiap-tiap masukan dari para pelaku usaha,” ungkapnya dalam unggahan @smindrawati, Rabu (2/8/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga berbincang dengan perwakilan pelaku bisnis yang hadir dari berbagai sektor, seperti Fast Moving Consumer Goods (FMCG), logistik, konsultan bisnis, hingga perbankan.
Adapun, Uni Eropa merupakan salah satu mitra dagang Indonesia yang sangat penting. Pada 2022, total nilai ekspor Indonesia menuju Uni Eropa mencapai US$21,5 miliar.
Hubungan ini pun terus menguat dari tahun ke tahun, terlebih sejak disepakatinya Free Trade Agreement (FTA) antara Indonesia dan Uni Eropa pada Juli 2016.
Sharon Toh (Board Member EU-ABC), yang memimpin rombongan Uni Eropa tersebut, menyampaikan dukungannya untuk Asean menjadi wilayah yang akan tumbuh sangat pesat dalam lima tahun kedepan.
“Optimisme ini pun saya amini, terlebih di Indonesia yang masih mampu tumbuh 5 persen pada enam kuartal terakhir,” tutupnya.
Terakhir, ekonomi Indonesia pada pada kuartal I/2023 berhasil tumbuh 5,03 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Meski membahas terkait hubungan dagang kedua wilayah tersebut, Sri Mulyani tidak menyebutkan dalam unggahannya terkait pembahasan mengenai perkembangan EU Deforestation-Free Regulation (EUDR) atau UU antideforestasi milik Benua Biru tersebut.