Bisnis.com, JAKARTA - Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) memulai penyelidikan tindakan pengamanan perdagangan (safeguard measures) terhadap lonjakan impor wol terak (slag wool), wol buatan (rock wool) dan wol mineral semacam itu (similar mineral wools) dalam bentuk curah, lembaran atau gulungan.
Ketua KPPI, Mardjoko mengatakan, pihaknya telah menerima permohonan dari dari PT Nichias Rockwool Indonesia (PT NRI) untuk penyelidik safeguards terhadap jumlah impor produk tersebut pada akhir Juni 2023. Penyelidikan safeguards produk dengan kode HS68061000 dilakukan untuk melindungi industri dalam negeri.
"Dari bukti awal permohonan yang diajukan, KPPI menemukan adanya lonjakan jumlah impor," kata Mardjoko dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (27/7/2023).
KPPI juga melihat adanya indikasi awal mengenai kerugian serius atau ancaman kerugian serius yang dialami industri dalam negeri akibat lonjakan impor tersebut. Mardjoko menyebut kerugian serius dan ancaman kerugian serius itu dilihat dari kinerja industri yang memburuk selama 2020-2022. Mulai dari turunnya volume produksi, penjualan domestik, produktivitas dan kapasitas terpakai.
"Selain itu, terdapat peningkatan volume persediaan akhir atau jumlah barang yang tidak terjual dan penurunan pangsa pasar industri dalam negeri di pasar domestik," jelasnya.
Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS), selama 2020-2022 terjadi peningkatan jumlah impor produk tersebut sebesar 63 persen. Pada 2022 impor produk kode HS68061000 tercatat sebesar 36.713 ton atau naik 101 persen dibandingkan 2021 sebesar 18.226 ton.
Baca Juga
Sebelumnya pada 2021 nilai impor produk tersebut mengalami kenaikan sebesar 33 persen dibandingkan 220 tercatat sebesar 13.752 ton. Adapun negara utama asal impor Indonesia untuk produk tersebut yakni Malaysia dengan pangsa pasar impor 59,3 persen diikuti China 35,7 persen dan negara lainnya 2,4 persen.