Siapa saja yang ingin bergabung dengan BRICS?
China, yang telah berusaha untuk meningkatkan pengaruhnya di panggung global dan melawan pengaruh Barat, memulai pembicaraan mengenai ekspansi BRICS ketika memegang presidensi tahun lalu.
Inisiasi ini memicu kekhawatiran di antara anggota lain bahwa pengaruh mereka sendiri dapat berkurang.
Anil Sooklal mengatakan proposal ekspansi ini akan menjadi fokus utama pada pertemuan tahun ini. Lebih dari 40 negara telah menyatakan ketertarikannya dan, dari jumlah tersebut.
”22 negara telah secara resmi meminta untuk bergabung, termasuk Argentina dan semua negara besar di Global South," ujarnya.
Sementara itu, Arab Saudi, Iran, Bangladesh dan Uni Emirat Arab termasuk di antara mereka yang tertarik. Bagi para pendatang baru, menjadi bagian dari BRICS dapat memperluas pengaruh diplomatik mereka dan membuka peluang-peluang perdagangan dan investasi yang menguntungkan.
Baca Juga
Apakah dana BRICS masih ada atau konsepnya telah mati sebagai strategi investasi?
Hingga saat ini masih ada minat yang besar terhadap pasar-pasar negara berkembang di antara para investor. Hanya saja BRICS tidak begitu relevan sebagai tema investasi saat ini akibat perubahan geopolitik dan lintasan ekonomi para anggotanya yang berbeda.
Menurut Bloomberg Intelligence, BRICS mempunyai kinerja yang lebih rendah daripada negara-negara berkembang lainnya selama lima tahun terakhir.
Amerika Serikat telah membuat Rusia tidak dapat diinvestasikan, dan sejumlah bagian dari China terutama perusahaan-perusahaan teknologi juga telah terkena sanksi atau menghadapi potensi larangan investasi.