Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa sebesar Rp30—Rp40 triliun penanaman modal dalam negeri (PMDN) akan terealisasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada September 2023.
Bahlil mengatakan, realisasi investasi di IKN tersebut merupakan tahap pertama, yang secara total terdiri atas tiga tahap. Investor ini berasal dari kalangan konglomerat di dalam negeri.
Adapun, dalam PMDN tahap pertama tersebut, pemerintah merancang investasi sekitar Rp30 triliun—Rp40 triliun.
“Kalau IKN mereka [konglomerat] PMDN ya. Kemarin saya mendampingi beberapa investor dalam negeri, konglo-konglo, dengan Presiden Jokowi. Mereka ground breaking bulan September ini,” katanya usai konferensi pers, Jumat (21/7/2023).
Bahlil menjelaskan, pembangunan infrastruktur IKN saat ini sudah dimulai dengan menggunakan skema APBN, pembangunan selanjutnya akan dilakukan melalui PMDN tersebut.
Dia pun menyampaikan bahwa target pemerintah untuk menggelar upacara HUT RI pada 17 Agustus 2024 di IKN akan terlaksana.
Baca Juga
“Tahap pertama itu kan pembangunan infrastrukturnya, itu dilakukan oleh APBN, dan APBN sekarang sudah selesai sebagian. Mereka para investor sudah mulai masuk, September ini mulai masuk realisasinya, ada PMA dan PMDN,” jelas Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan bahwa proyek gelanggang olahraga (GOR) dari Federation Internationale de Football Association (FIFA) juga sudah mulai dibangun di IKN.
“GOR dari FIFA itu mulai jalan, stadion dan segala macam itu mulai jalan, setelah ini kita mau bangun untuk rumah sakit, pendidikan, dan perumahan,” kata Bahlil.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berupaya mempercepat penyelesaian pembangunan infrastruktur dasar di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis Hidayat Sumadilaga, mengatakan dari total 75 paket pekerjaan infrastruktur dasar IKN senilai Rp46 triliun, sebanyak 39 paket yang masuk dalam tahap pertama telah terkontrak hingga awal April 2023.
"Batch I progresnya sampai pertengahan Juni ya, monitoring kita 2 mingguan, sampai dengan 15 Juni itu sekitar 31 persen lebih," kata Danis kepada Bisnis, (22/6/2023).
Adapun, sisa paket pekerjaan yaitu sebanyak 36 paket untuk tahap kedua atau Batch II baru terkontrak 4 paket dan sisanya akan dilakukan penandatanganan paket pada Juni-Agustus mendatang.
Danis menerangkan, untuk tahap kedua progres fisik belum terlihat karena baru dilakukan penandatanganan kontrak beberapa hari yang lalu. Namun, dia memastikan akan melaporkan progresnya mulai bulan depan.
"Karena baru kontrak kita belum hitung, secara average [progres] masih nol. Beberapa yang baru kontrak kemarin baru datangkan alat, baru kita evaluasi nanti barangkali di bulan Juli atau Agustus progresnya," jelasnya.