Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tidak puas terkait dengan kinerja logistik Indonesia menurut versi Bank Dunia.
Dia menuturkan Pemerintah Indonesia akan terbuka menerima kritik dan usulan dari Bank Dunia untuk pengembangan performa logistik Indonesia ke depannya.
Menurutnya, penilaian terhadap kinerja logistik di Indonesia tidak adil jika dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura. Pasalnya, jumlah dan tingkat pelayanan pada pelabuhan-pelabuhan Indonesia berbeda dibandingkan dengan Singapura.
“Menurut saya terus terang enggak fair juga. Katakanlah di Indonesia itu 116 pelabuhan dan ada strata kualitasnya, itu akan susah membandingkannya,” jelas Luhut saat menjadi pembicara dalam diskusi Stranas PK "Kok Bisa Rapor Logistik Turun Saat Pelabuhan di Indonesia 20 Besar Terbaik di Dunia" di Gedung Juang KPK, Selasa (18/7/2023).
Dia pun akan memanggil Bank Dunia untuk membahas laporan tersebut. Tujuannya untuk menanyakan kepada Bank Dunia terkait aspek-aspek yang menjadi kelemahan Indonesia sehingga kinerja logistik nasional melemah.
“Nanti saya akan panggil [Bank Dunia], kita harus tahu di mana kekurangannya dan harus transparan,” kata Luhut.
Baca Juga
Luhut melanjutkan, Indonesia juga terus melakukan pengembangan di pelabuhan Indonesia guna menggenjot kinerja logistik. Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan program digitalisasi logistik dan pelabuhan yang telah dilakukan sejak 2020.
Dia menyebut, program digitalisasi tersebut telah berdampak positif terhadap penurunan biaya logistik Indonesia.
“Digitalisasi yang sejak 2020 ini sudah menurunkan biaya logistik hingga 8 persen dari sebelumnya 24 persen jadi sekarang sekitar 16 persen,” katanya.
Sebelumnya, laporan Logistics Performance Index (LPI) dari Bank Dunia mencatat Indonesia menempati peringkat ke 63 dari total 139 negara yang dikaji dengan skor LPI 3,0. Catatan tersebut mengalami penurunan 17 peringkat dibandingkan pada 2018 saat Indonesia menduduki urutan ke-46 dengan skor LPI 3,15.
Adapun, kinerja LPI dihitung berdasarkan enam dimensi, yakni customs, infrastructure, international shipments, logistics competence and quality, timelines, dan tracking & tracing.
Dari 6 indikator LPI tersebut, Indonesia mengalami kenaikan pada sisi customs dari 2,67 pada 2018 menjadi 2,8. Sementara itu, indikator infrastructure juga tercatat naik menjadi 2,9 dari sebelumnya 2,89.