Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menyebut bahwa efisiensi waktu keberangkatan dan datang kapal (port stay), serta durasi barang di pelabuhan (cargo stay) menjadi poin utama untuk menekan biaya logistik.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono memaparkan, pengurangan port stay dan cargo stay menjadi salah satu fokus utama perseroan sejak melakukan merger pada 2021 lalu. Upaya ini merupakan bagian dari strategi Pelindo dalam bertransformasi dari sisi layanan.
Arif memaparkan, salah satu upaya pengurangan port stay dan cargo stay dilakukan melalui beberapa program strategis yang berfokus pada standarisasi operasi dan digitalisasi layanan pada pelabuhan-pelabuhan yang dikelola perusahaan.
“Kalau bicara soal penurunan biaya logistik, dari Pelindo tentu saja kuncinya perpendek port stay dan cargo stay," jelas Arif dalam diskusi Stranas PK 'Kok Bisa Rapor Logistik Turun Saat Pelabuhan di Indonesia 20 Besar Terbaik di Dunia' di Gedung Juang KPK, Selasa (18/7/2023).
Menurutnya, semakin pendek durasi port stay dan cargo stay, maka durasi berlayar kapal (sailing time) bertambah sehingga jumlah kargo yang dibawa kapal dalam satu waktu tertentu juga akan lebih banyak.
Arif memaparkan, standardisasi operasional pelabuhan dilakukan guna meningkatkan efisiensi performa pelabuhan. Dampaknya, proses di pelabuhan akan lebih optimal, efisien, dan produktif. Upaya ini juga diharapkan dapat meningkatkan keandalan jasa pelabuhan bagi para pengguna.
Baca Juga
Sementara itu, digitalisasi layanan pelabuhan dilakukan agar pengambilan keputusan operasi dapat berjalan dengan efisien, cepat, dan akurat sehingga kegiatan di pelabuhan semakin efisien dan meningkatkan produktivitas.
Arif menuturkan, strategi standardisasi dan digitalisasi layanan ini juga telah menimbulkan efek positif dalam kegiatan operasional Pelindo.
Dia mencontohkan, dari sisi bisnis terminal peti kemas, Pelindo telah berhasil meningkatkan kapasitas bongkar muat peti kemas per jam atau box ship hour (BSH) yang berdampak pada turunnya durasi sandar kapal di pelabuhan atau vessel port stay hours.
Secara terperinci, dia memaparkan Pelabuhan Belawan telah mampu melayani 38 BSH dari sebelumnya yang 20 BSH. Pelabuhan Makassar mampu meningkatkan produktivitasnya dari 20 menjadi 34 BSH, Pelabuhan Ambon dari 12 BSH menjadi 26 BSH, Pelabuhan Sorong dari 10 BSH menjadi 25 BSH, dan Pelabuhan Nilam dari 25 BSH menjadi 35 BSH.
Seiring dengan hal tersebut, Pelabuhan Belawan mampu menekan waktu sandar kapal dari 55 jam menjadi 32 jam. Sementara itu, waktu sandar kapal di Pelabuhan Makassar juga menurun dari 38 jam menjadi 22 jam, Pelabuhan Ambon 37 jam menjadi 24 jam, Pelabuhan Sorong dari 72 jam menjadi 24 jam, dan Pelabuhan Nilam dari 21 jam menjadi 18 jam.