Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia ditargetkan bisa menjadi negara maju pada 2045 atau lebih cepat pada rentang periode 2038 hingga 2041.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6-7 persen dan investasi sebesar 6,8 persen.
“Agar mencapai high income country, pertumbuhan per tahun sebesar 5 persen tidaklah cukup, harus bisa didorong di kisaran 6-7 persen disertai Investasi yang tumbuh 6,8 persen,” katanya dalam acara Indonesia Data and Economic Conference, Kamis (20/7/2023).
Pada 2045, Airlangga mengatakan, Indonesia ditargetkan memiliki PDB nominal sebesar US$9,8 triliun, dengan porsi penduduk middle income sebesar 80 persen, serta kontribusi industri manufaktur pada PDB mencapai 28 persen dan menyerap 25,2 persen tenaga kerja.
Dengan demikian, imbuhnya, pendekatan membangun Indonesia ke depan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif. Dalam aspek transformasi ekonomi, pilar transformasi harus mencakup pembangunan infrastruktur, kapasitas sumber daya manusia, riset inovasi dan pengembangan bisnis, transformasi kebijakan dan regulasi, tata kelola data dan pengamanannya, serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
“Untuk mewujudkannya kita harus melakukan transformasi yaitu lompatan-lompatan besar, yang hanya bisa kita raih apabila kita berani, bertekad, dan berusaha keras,” jelasnya.
Baca Juga
Dia menambahkan, untuk mewujudkan target menjadi negara maju, Indonesia memiliki keunggulan dari sisi SDM. Jumlah populasi dan angkatan kerja yang besar akan menjadi modal mendorong kemajuan.
Tercatat, pada 2022, jumlah populasi Indonesia mencapai 274,9 juta jiwa dengan persentase angkatan kerja 68,63 persen.
Indonesia saat ini dalam periode mendekati puncak bonus demografi dan Airlangga menilai window of opportunity Indonesia hanya sampai di tahun 2035-2040 mendatang.
“Untuk memaksimalkan peluang tersebut, generasi muda perlu disiapkan dengan baik agar mampu relevan dengan kebutuhan industri atau didorong untuk berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja, termasuk meningkatkan skill digital,” katanya.