Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku ritel di pusat perbelanjaan optimistis belanja masyarakat secara langsung (luring) di mal-mal akan meningkat.
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan, optimisme para peritel berangkat dari dicabutnya status pandemi Covid-19. Tidak ada aturan pakai masker maupun scan code vaksinasi, membuat kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan akan kembali mudah seperti sebelum pandemi Covid-19.
"Pandangan kami positif kalau sudah tidak ada pandemi," ujar Budihardjo saat dihubungi, Kamis (20/7/2023).
Selain status pandemi yang telah berakhir, dia menyebut, akselerasi pengembangan moda transportasi publik juga dianggap bakal mendongkrak kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan. Mulai dari MRT Jakarta, LRT Jabodebek, hingga Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang akan beroperasi di Agustus 2023 akan mendorong kunjungan warga di sekitar ibu kota.
"Artinya, timing ini harus dijaga, kami akan percepat agar offline store ini tetap menjadi backbone sektor konsumsi perdagangan di dalam negeri," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APPBI) Alphonzus Widjaja menyebut, kondisi okupansi keterisian ruang ritel di mal telah pulih di kisaran 80 persen. Namun, angka tersebut belum mencapai angka saat pra-pandemi di kisaran 90 persen.
Baca Juga
Adapun, rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan saat ini telah mencapai hampir 100 persen dibandingkan dengan sebelum pandemi. Kendati demikian, kondisi tersebut hanya berlaku bagi mal yang telah menghadirkan konsep dan fungsi baru alias tidak lagi hanya sekadar tempat belanja, tetapi juga sebagai social connection hub.
Musababnya, jika fungsi mal hanya sebagai tempat belanja, fungsi tersebut akan berhadapan langsung dengan e-commerce. Oleh karena itu, pengelola mal perlu menyediakan ataupun memberikan pengalaman berbeda kepada para pelanggannya.