Bisnis.com, JAKARTA - Hong Kong berencana untuk melarang impor makanan laut dan produk lainnya dari 10 wilayah Jepang jika negara tersebut membuang air limbah olahan dari PLTN Fukushima.
Mengutip Bloomberg, Kamis (13/7/2023) pemerintah Hong Kong menyimpulkan bahwa sistem pemurnian air yang dilakukan tidak mungkin menjamin keberhasilan yang dapat bertahan hingga 30 tahun.
Produk-produk larangan yang diusulkan sendiri mencakup semua produk air yang hidup, beku, dingin, kering atau diawetkan, serta garam laut dan rumput laut.
"Jika pihak berwenang Jepang memiliki keyakinan yang cukup terhadap pengolahan air limbah, mereka sebaiknya mencari penggunaan domestik yang sesuai daripada membuangnya ke laut," jelas pemerintah Hong Kong.
Pemerintah juga mengatakan bahwa berencana untuk melakukan beberapa pembatasan pada awal bulan ini setelah pelepasan air limbah dimulai.
Sebelumnya China selaku pembeli utama makanan laut Jepang, mengatakan bahwa lautan bukanlah tempat pembuangan pribadi Jepang.
Baca Juga
Meskipun panel pemerintah Korea Selatan mendukung rencana Jepang, mereka sudah memiliki larangan impor makanan laut dari lokasi tersebut dan beberapa distrik lainnya.
IAEA juga diketahui mengadakan diskusi untuk menenangkan negara-negara tetangga terkait rencana tersebut.
Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, juga mengatakan bahwa studi mereka selama dua tahun tersebut tidak menemukan bukti bahwa pelepasan air limbah Fukushima akan menyebabkan kerusakan pada ikan.
“Biarkan orang membuat keputusan yang mereka inginkan, tetapi mereka tidak akan mendapat dukungan dari IAEA untuk mengatakan bahwa ikan ini mungkin terkontaminasi, karena memang tidak demikian,” kata Grossi.
Menurut badan tersebut, pelepasan air limbah yang diolah adalah praktik umum di seluruh industri, termasuk pabrik di China daratan dan Jepang.