Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo resmi menjalin kerja sama investasi dan pengoperasian Belawan New Container Terminal (BNCT) di Medan, Sumatera Utara dengan perusahaan logistik asal Uni Emirat Arab (UEA), Dubai Port World atau DP World.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono menjelaskan, melalui kerja sama tersebut DP World akan mengucurkan dana investasi sekitar US$400 juta atau sekitar Rp6,01 triliun dengan asumsi kurs US$1=Rp15.045. Adapun, kerja sama tersebut juga turut melibatkan lembaga sovereign wealth fund Indonesia, yakni Indonesia Investment Authority (INA).
Arif memaparkan, investasi tersebut akan digunakan untuk sejumlah keperluan diantaranya pengembangan dermaga, pembangunan terminal kontainer baru, peralatan teknis, dan lainnya. Kerja sama operasi tersebut akan berlangsung selama 30 tahun dan tambahan 20 tahun.
Dia melanjutkan, dengan kerja sama ini, kapasitas BNCT ditargetkan dapat dikembangkan menjadi 1,4 juta twenty foot unit equivalent atau TEUs dalam 8 hingga 9 tahun ke depan. Adapun, saat ini kapasitas BNCT adalah sekitar 600.000 hingga 700.000 TEUs.
“Untuk kerja sama ini bukan hanya operasi saja, yang penting juga bagaimana cara menarik kargo masuk. Pertumbuhannya diharapkan lebih cepat, tentunya kalau ada kargo, akan ada multiplier effect, termasuk di dalamnya tenaga kerja,” jelas Arif di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dikutip Minggu (25/6/2023).
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menambahkan, pembangunan ekosistem logistik yang terinterkoneksi menjadi kunci percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dia mengatakan, ekosistem yang optimal akan turut berdampak positif pada terbukanya lapangan kerja.
Baca Juga
Erick memaparkan, biaya logistik masih menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi generasi emas pada 2045 mendatang. Dia mengatakan, beberapa negara berhasil berkembang dengan optimal berkat pembangunan infrastruktur di sektor logistik.
Dia mencontohkan, Korea Selatan menghabiskan sekitar 50 persen dari anggaran belanjanya pada periode 1950-an untuk membangun infratsruktur. Negara lain yang dapat menjadi contoh bagi Indonesia adalah China dan Uni Emirat Arab yang terbukti sukses menjadi pemain utama ekonomi global seiring dengan pembangunan di sektor logistik.
Erick menambahkan, kerja sama ini sudah direncanakan sejak 2 tahun lalu dan pada akhirnya dapat terealisasi pada 2023. Hal ini sejalan dengan misi BUMN untuk terus mendorong pengembangan ekosistem logistik.
“Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, selalu ada nilai strategis bagi pemerataan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah dan nasional melalui pembangunan pelabuhan. BNCT ini diyakini mendukung hilirisasi untuk memaksimalkan ekspor dengan cara-cara baru dan juga percepatan ekonomi di Sumatera Utara yang terus berkembang,” pungkasnya.