Bisnis.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menunjuk Melati Sarnita sebagai direktur pengembangan usaha Inalum.
Sebelumnya, Melati Sarniat menjabat beberapa posisi strategis di perusahaan BUMN, seperti PT Krakatau Steel (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Tbk).
"RUPS Inalum pada 16 Juni 2023 juga mengangkat Melati Sarnita sebagai Direktur Pengembangan Usaha Inalum," tulis manajemen Inalum melalui siaran pers, dikutip Sabtu (17/6/2023).
Dalam RUPS tersebut, Inalum juga menyampaikan kinerjanya yang positif sepanjang 2022. Perseroan mencatatkan pertumbuhan compounded annual growth rate (CAGR) 2020-2022 dengan pendapatan tumbuh 38 persen, laba bersih 252 persen, EBITDA 81 persen, pertumbuhan aset 13 persen, dan pertumbuhan ekuitas 23 persen.
Direktur Utama Inalum Danny Praditya mengatakan bahwa kinerja positif tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh keluarga besar Inalum sekaligus efek dari harga komoditas di market yang sangat kompetitif. Dia berharap kinerja positif ini bisa membantu Inalum dalam percepatan produksi hingga double capacity sehingga bisa lebih cepat memberikan kontribusi maksimal kepada Indonesia dan
“Kami bersyukur bisa agile melawan pandemi dan kinerja positif ini merupakan bukti kinerja dan kerja keras kami semua. Pun kami bersyukur harga komoditas di market selalu kompetitif yang akhirnya bisa memberikan kami laba yang cukup baik," kata Danny.
Baca Juga
Dia menuturkan, Perseroan saat ini fokus mengakselerasi hilirisasi aluminium dan peningkatan jumlah produksi hingga kapasitas dua kali lipat. Fokus pengembangan operasional di ekosistem hilirisasi aluminium nasional, baik dalam hal pengembangan lingkup rantai pasok aluminium maupun pengembangan green energy atau energi hijau.
"Inalum berkomitmen untuk menjadi pemimpin pasar pada sektor komoditas aluminium dan meningkatkan pangsa pasar. Sekaligus mungkin akan melakukan aksi korporasi lanjutan dalam hal peningkatan modal dan dana usaha," tutur Danny.
Beberapa aksi korporasi dilakukan dalam rangka peningkatan kapasitas produksi sebagai respon atas tingginya potensi pasar aluminium nasional yang saat ini memiliki permintaan hingga 1 juta ton. Proyek-proyek tersebut, antara lain Proyek Upgrading Teknologi Tungku Reduksi yang akan selesai pada 2023, Optimalisasi Smelter Kuala Tanjung yang ditargetkan akan meningkatkan kapasitas produksi pada tahun 2024-2025, Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, dan Proyek Diversifikasi Aluminium Remelt IAA.
Sementara itu, Inalum juga berhasil meraih skor 100,86 untuk pencapaian KPI dan skor 95 persen untuk pencapaian tingkat kesehatan perusahaan dengan predikat Sehat (AA). Transisi energi serta kondisi geopolitik dan pemilihan kondisi ekonomi pasca pandemic Covid-19 di tingkat global menjadi tantangan bagi industri pertambangan untuk tumbuh secara berkelanjutan. Untuk menjawab tantangan tersebut, perusahaan mengadopsi teknologi digital untuk mentransformasi operasi dan memutakhirkan sistem manajemen.