Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Kunci Pendanaan Rp46,18 Triliun untuk Proyek Kilang Balikpapan

Pertamina berhasil mengunci pendanaan US$3,1 miliar setara dengan Rp46,18 triliun untuk merampungkan proyek Refinery Development Master Plan Balikpapan.
Karyawan Pertamina melakukan pengecekan fasilitas kilang minyak. Istimewa/ Pertamina
Karyawan Pertamina melakukan pengecekan fasilitas kilang minyak. Istimewa/ Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) berhasil mengunci pendanaan US$3,1 miliar setara dengan Rp46,18 triliun (asumsi kurs Rp14.898 per dolar AS) untuk merampungkan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan tahun ini.

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini menuturkan, pendanaan dari Export Credit Agency (ECA) dan beberapa commercial bank itu bakal ikut mendukung kelanjutan proyek ekspansi kilang yang ikut jadi proyek strategis nasional (PSN) pemerintah. 

“Sudah mau closing, fasilitas yang kita peroleh kurang lebih US$3,1 miliar, saat ini proyek masih on the track sudah 72 persen progresnya,” kata Emma saat ditemui Bisnis di DPR, Jakarta, Rabu (14/6/2023). 

Di sisi lain, Emma mengatakan, perseroan juga tengah memfinalisasi sejumlah skema pinjaman dan pendanaan lain dari beberapa lembaga keuangan internasional untuk menyelesaikan proyek penugasan pemerintah tersebut. 

“Untuk PSN Balikpapan sudah disiapkan [proposal]-nya, bulan ini kita closing dengan para lenders,” kata dia. 

Proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu PSN yang dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KBI). Proyek RDMP Balikpapan didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 kbpd menjadi 360 kbpd dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V.

Proyek tersebut meliputi pembangunan, new workshop & warehouse, residual fluid catalytic cracking (RFCC) feed tank, boiler, new flare BPP II, FCC & FCC NHT, dan Terminal Lawe-Lawe Facilities. 

Proyek dengan nilai investasi mencapai US$7,2 miliar atau setara dengan Rp107,26 triliun itu menyerap tenaga kerja sebanyak 20.250 pekerja pada fase proyek dan 600 orang pada fase operasi. Proyek ini juga didorong untuk dapat menyerap tingkat kandungan dalam negeri hingga 30 persen hingga 35 persen. 

Selain pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, Kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia, yaitu Propylene sebesar 225 KTPA yang akan menjadi feedstock dari New Polypropylene (PP) Balongan guna substitusi produk impor.

Sebelumnya, pada April 2023 lalu, Export-Import Bank of the United States (Exim Bank), dikabarkan mundur dari rencana untuk memberikan pinjaman yang nilainya setara dengan Rp1,46 triliun (asumsi kurs Rp14.685 per US$) untuk pengerjaan proyek RDMP Balikpapan. 

Kala itu, Bloomberg melaporkan bahwa langkah itu diambil menyusul komitmen pemerintah Amerika Serikat untuk berhenti menyalurkan pinjaman mereka pada proyek bahan bakar fosil asing. 

Namun, kabar terkini Exim Bank akhirnya berbalik arah. Seperti dilaporkan Bloomberg, Jumat (12/5/2023).  Para pemimpin Exim Bank sepakat untuk menyalurkan pinjaman senilai US$99,7 juta untuk proyek perluasan kilang di Balikpapan tersebut. 

Keputusan itu dikeluarkan setelah para pemimpin Exim Bank melakukan jajak pendapat secara tertutup pada Kamis (11/5/2023). Persetujuan untuk memberikan pinjaman itu menjadi yang terbesar pertama untuk proyek eksplorasi bahan bakar fosil sejak Presiden AS Joe Biden menduduki Gedung Putih. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper