Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Bank AS Tarik Pinjaman Rp1,46 Triliun untuk Kilang Balikpapan Pertamina

The US Export-Import Bank batal memberikan pinjaman untuk proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan milik Pertamina
Kilang Balikpapan./Bisnis
Kilang Balikpapan./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Ekspor-Impor Amerika Serikat (The US Export-Import Bank) mundur dari rencana untuk memberikan pinjaman senilai US$99,7 juta atau setara dengan Rp1,46 triliun (asumsi kurs Rp14.685 per US$) terkait dengan pengerjaan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.

Langkah itu diambil menyusul komitmen pemerintah Amerika Serikat untuk berhenti menyalurkan pinjaman mereka pada proyek bahan bakar fosil asing. 

Rencananya, keputusan akhir ihwal penyaluran kredit pada operator kilang, PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB) bakal diambil pada hari ini, Kamis (27/4/2023) waktu setempat. Hanya saja, rencana itu mesti dianulir seiring dengan keputusan dewan direksi Bank Ekspor-Impor Amerika Serikat yang membatalkan pinjaman untuk PT KPB sehari sebelumnya, Rabu (26/4/2023). 

Bloomberg melaporkan keputusan itu diambil dewan direksi setelah mendapat tekanan dari sejumlah aktivitis lingkungan yang menyatakan rencana pinjaman tersebut justru bertolak belakang dengan komitmen Presiden Amerika Serika (AS) Joe Biden untuk melawan perubahan iklim. 

“Sebagai tindaklanjut dari evaluasi yang disampaikan pemangku kepentingan terkait baru-baru ini, proyek itu telah dihapus dari agenda,” kata Juru Bicara Bank Eskpor-Impor AS Sean Bartlett seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (27/4/2023). 

Seperti diketahui, vote hari ini rencananya bakal menjadi putusan krusial pertama Bank Ekspor-Impor atas bahan bakar fosil sejak Presiden Biden menjabat.

Program Manager Finansial Internasional Friends of the Earth Kate DeAngelis mengatakan, keputusan itu memberi sinyal penting bagi pemerintahan Biden dalam pendekatannya dengan proyek energi di luar negeri. 

“Kami berharap dengan ini Bank Ekspor-Impor telah meninjau ulang pembiayaan untuk kilang minyak mengingat risikonya yang tinggi untuk pencemaran lingkungan,” kata DeAngelis dikutip dari Bloomberg

Seperti diketahui, proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KBI). Proyek RDMP Balikpapan didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 kbpd menjadi 360 kbpd dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V.

Proyek tersebut meliputi pembangunan, new workshop & warehouse, residual fluid catalytic cracking (RFCC) feed tank, boiler, new flare BPP II, FCC & FCC NHT, dan Terminal Lawe-Lawe Facilities. 

Proyek RDMP Balikpapan baru baru ini juga didukung dengan pendanaan yang berasal dari Export Credit Agency dan Commercial Bank dengan target pendanaan US$3,1 miliar atau setara dengan Rp46,18 triliun (asumsi kurs Rp14.898 per US$). Ini merupakan kali pertama proyek kilang di Indonesia didanai oleh ECA. 

Proyek dengan nilai investasi mencapai US$7,2 miliar atau setara dengan Rp107,26 triliun itu menyerap tenaga kerja sebanyak 20.250 pekerja pada fase proyek dan 600 orang pada fase operasi. Proyek ini juga didorong untuk dapat menyerap tingkat kandungan dalam negeri hingga 30 persen hingga 35 persen. 

Selain pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, Kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia, yaitu Propylene sebesar 225 KTPA yang akan menjadi feedstock dari New Polypropylene (PP) Balongan guna substitusi produk impor. 

Dengan progres overall per Maret 2023 yang sudah mencapai 62,13 persen, PSN ini ditargetkan selesai secara bertahap pada 2024-2025 untuk dapat segera memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif meminta agar pengerjaan proyek RDMP Balikpapan tak molor.  

“Ini kali kedua saya berkunjung kemari. Kunjungan pertama di sekitar lokasi proyek ini masih rata tanahnya, sekarang sudah banyak bangunan konstruksi yang sudah terbangun. Mudah-mudahan proyek ini tidak telat,” ujar Arifin saat meninjau proyek Refinery Development Master Plan Balikpapan, dikutip dari siaran pers, Jumat (7/4/2023). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper