Bisnis.com, JAKARTA – Sejak awal proyek LRT Jabodebek disebutkan telah menuai banyak kritikan dari berbagai pihak. Hal ini dikarenakan sebagian besar komponen dari rangkaian kereta ini merupakan buatan dalam negeri.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Kamis (18/1/2018), Airlangga Hartarto saat masih menjabat sebagai Menteri Perindustrian menuturkan bahwa kereta LRT ini akan memiliki besaran tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 65 persen.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyebutkan pada awal-awal penggarapan proyek ini menuai banyak kritikan dari berbagai pihak. Menurutnya hal tersebut lantaran rangkaian kereta LRT ini statusnya hampir keseluruhan buatan dalam negeri.
Namun Luhut mengklaim pihaknya kemudian berhasil meyakinkan orang nomor satu di Indonesia untuk tetap melanjutkan proyek LRT ini. Meskipun Luhut tidak memungkiri jika pada saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjajal kereta tanpa masinis ini, masih ada kesalahan yang muncul.
“LRT hampir semua buatan dalam negeri, memang awal banyak yang tidak setuju, namun saya laporkan ke Presiden. Memang waktu Presiden masih ada meleset 30 cm tapi kita kalibrasi, saya pikir semua sudah semua jalan,” tutur Luhut dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI di Kompleks Parlemen, Jumat (9/6/2023).
Presiden Jokowi diketahui melakukan uji coba rangkaian LRT pada Desember 2022 didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Uji coba LRT Jabodebek tersebut dilakukan dari Stasiun LRT Harjamukti, Depok sampai ke Stasiun TMII, Jakarta Timur sepanjang 9 km yang ditempuh dalam waktu sekitar 12 menit dengan kecepatan 80 km/jam.
Baca Juga
Luhut menyebutkan langkah pihaknya ini merupakan langkah yang berani dengan menggunakan rangkaian kereta buatan lokal untuk moda transportasi umum. “Berani memulai dengan lokal konten tadi,” kata Luhut.
Selain itu Luhut juga menyebutkan bahwa LRT Jabodebek ini juga terhubung dengan dua moda transportasi lain seperti Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) juga Transjakarta. Luhut menyebutnya sebagai tiga moda transportasi terintegrasi.
“Jadi orang datang dengan LRT turun disitu nanti lanjut kereta cepat ke Bandung, LRT akan jalan terus sampai nanti masuk ke busway. Semua ini tiga moda transportasi terintegrasi,” pungkas Luhut.
Adapun KJCB akan dilakukan uji coba pada pertengahan Juni 2023, Luhut menyebutnya pada 14, 15 dan 16 Juni. Sementara pada Agustus 2023 akan dibuka periode soft launching, masyarakat sekitar stasiun diperbolehkan menjajal kereta dengan kecepatan maksimal 385 km/jam ini secara cuma-cuma.
Baru usai periode soft launching ini berakhir pada September 2023, kereta yang melayani rute Stasiun Halim, Jakarta Timur hingga Stasiun Padalarang, Bandung Barat akan beroperasi secara komersial.