Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Terkendali, Bapanas Tetap Waspadai Fluktuasi Harga Pangan

Bapanas mewaspadai fluktuasi harga sejumlah komoditas pangan yang memberikan andil inflasi selama setahun terakhir.
Suasana Pasar Palmeriam, Matraman, Jakarta, Kamis (20/4/2023) - BISNIS/Indra Gunawan.
Suasana Pasar Palmeriam, Matraman, Jakarta, Kamis (20/4/2023) - BISNIS/Indra Gunawan.

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menilai upaya pemerintah melakukan pengendalian inflasi khususnya di sektor pangan membuahkan hasil.

Meski demikian, Bapanas tetap mewaspadai fluktuasi harga sejumlah komoditas yang memberikan andil inflasi selama setahun terakhir, seperti beras, telur ayam ras, bawang putih, dan bawang merah.

Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukan penurunan inflasi nasional secara tahun ke tahun (year on year/yoy) dari 4,33 persen di bulan April 2023 menjadi 4,00 persen di Mei 2023. Di mana andil sektor pangan melalui kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada Mei  2023 (yoy) berada di angka 1,13 persen atau turun dibanding bulan sebelumnya yang berada di posisi 1,20 persen.

Kepala Badan Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menuturkan pengendalian inflasi pangan yang dilakukan bersama Kementerian/Lembaga terkait, Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP), Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), dan seluruh stakeholder pangan berkontribusi positif menurunkan angka inflasi nasional Mei 2023.

“Tentunya ini juga hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan setiap minggu bersama Kementerian Dalam Negeri dengan mengumpulkan seluruh Pemda, intansi, dan stakeholder terkait,” kata Arief melalui keterangannya di Jakarta, pada Senin, (5/6/2023).

Meski tren inflasi menurun, Arief menegaskan, pihaknya tetap fokus pada langkah dan strategi pengendalian inflasi ke depan. Terutama guna mewaspadai fluktuasi harga sejumlah komoditas yang memberikan andil inflasi selama setahun terakhir, seperti beras, telur ayam ras, bawang putih, dan bawang merah.

Arief menuturkan, dilihat dari data inflasi bulan ke bulan, Mei 2023 terhadap April 2023, kelompok makanan, minuman dan tembakau masih memberikan andil inflasi 0,13 persen atau lebih tinggi dibanding andil bulan sebelumnya yang berada di posisi 0,09 persen.

"Dengan sejumlah aksi yang kita lakukan, di tengah perubahan harga variabel produksi, kenaikan andil terhadap inflasi bisa ditekan tidak lebih dari 0,04 persen. Potensi inflasi ini yang akan terus kita tekan dan pastikan langkah mitigasinya,” jelasnya.

Terkait langkah yang akan dilakukan, Arief menyampaikan, Bapanas fokus pada upaya menjaga stabilitas pasokan serta keseimbangan harga komoditas pangan dari hulu hingga hilir. Pihaknya juga, terus menggenjot program-program strategis yang bertujuan menjaga daya beli masyarakat terhadap komoditas pangan pokok.

“Hal ini sesuai arahan Bapak Presiden, agar keseimbangan dan kewajaran harga baik di tingkat produsen (petani/peternak/nelayan), pedagang, dan konsumen terus dijaga dan dipastikan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Arief menyampaikan, untuk pengendalian harga komoditas beras, sejak Januari hingga akhir tahun ini, pemerintah akan terus melakukan sejumlah intervensi dengan mengoptimalkan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), di antaranya melalui penyaluran beras Bulog ke seluruh provinsi dengan harga beras sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Langkah ini untuk mengendalikan harga beras di tingkat konsumen. Sejak Januari sampai 31 Mei 2023 ini Bulog telah menyalurkan beras SPHP sebanyak 587.000 ton ke seluruh provinsi. Penyaluran beras SPHP masih akan terus dilakukan sepanjang tahun,” jelasnya.

Selain itu, Bapanas bersama Bulog juga terus menggenjot penyaluran bantuan pangan beras bagi 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk menjaga daya beli masyarakat. Sampai dengan 4 Juni 2023 telah disalurkan sebanyak 433.000 ton bantuan beras.

Selain bantuan pangan beras, Badan Pangan Nasional bersama Holding BUMN Pangan ID Food juga melakukan penyaluran bantuan telur dan daging ayam bagi 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS).

BPS sendiri dalam laporannya mengungkapkan, Pascalebaran 2023 tingkat inflasi mulai melemah, bahkan merupakan tingkat inflasi terendah sejak Januari 2023. Penyumbang utama deflasi Mei 2023 adalah tarif angkutan udara -0,06 persen, cabai merah -0,04 persen, tarif angkutan antar kota -0,02 persen, cabai rawit -0,02 persen, dan bayam 0,00 persen.

Adapun, kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada Mei 2023 memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y sebesar 1,13 persen. Komoditas pangan dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu beras sebesar 0,38 persen, telur ayam ras 0,07 persen, bawang putih sebesar 0,03 persen.

Sementara itu, komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan deflasi secara yoy, yaitu minyak goreng sebesar 0,19 persen, daging ayam ras sebesar 0,05 persen, cabai merah sebesar 0,03 persen, cabai rawit dan daging sapi masing-masing sebesar 0,01 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper