Bisnis.com, JAKARTA – DPR RI meminta adanya kejelasan terkait rencana impor darurat rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) bekas dari Jepang untuk kebutuhan peremajaan armada kereta periode 2023.
Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Komisi VI DPR RI dari fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade dalam Rapat Kerja dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/6/2023)
Mengatakan, DPR RI mengapresiasi adanya rencana yang komprehensif dalam upaya pemenuhan kebutuhan KRL pada 2023-2025. Meski demikian, Andre meminta adanya konfirmasi secepat mungkin terkait impor KRL bekas untuk kebutuhan peremajaan armada 2023.
“Karena soal putusan impor tahun 2023 ini kita sudah dikejar waktu. Saya hampir setiap hari di-mention oleh anker [anak kereta] soal realisasi impor KRL ini, mereka sudah dempet-dempetan seperti cendol,” kata Andre.
Andre berharap, Kementerian BUMN, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, serta instansi terkait lainnya segera melakukan rapat bersama untuk memutuskan rencana impor KRL tersebut.
Sementara itu, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo menuturkan, pemenuhan kebutuhan rangkaian KRL dalam 2 tahun ke depan akan terbagi atas beberapa skema.
Baca Juga
Pertama, Kementerian BUMN tengah mengupayakan impor KRL bekas dari Jepang untuk periode 2023. Tiko mengatakan, pihaknya mengajukan permohonan izin impor 12 rangkaian KRL bekas dari Jepang.
"Saat ini izinnya (impor) sedang kami ajukan ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi," kata Tiko.
Kedua, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT KAI Commuter akan melakukan rekondisi atau retrofit pada KRL eksisting yang masih dapat digunakan. Seiring dengan hal tersebut, Kementerian BUMN pun mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp3 triliun untuk tahun anggaran 2024.
Tiko melanjutkan, PMN Inka akan digunakan untuk membeli barang modal untuk memproduksi produksi rangkaian KRL yang ditargetkan dapat digunakan pada 2025 mendatang. Modal tersebut akan dialirkan ke fasilitas produksi Inka di Banyuwangi, Jawa Timur.