Bisnis.com, JAKARTA - Laju inflasi di Inggris mulai melandai pada bulan April 2023, namun masih di atas proyeksi sejumlah analis dan jauh di atas target bank sentral.
Berdasarkan data Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) yang dirilis Rabu (24/5/2023), Indeks Harga Konsumen (IHK) Inggris pada bulan April mencapai 8,7 persen (year-on-year/yoy), lebih rendah dari Maret 2023 sebesar 10,1 persen (yoy).
Angka Inflasi April menunjukan penurunan dibanding bulan sebelumnya. Namun data bulan ini masih lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar 8,3 persen.
Mengutip dari Reuters, inflasi inti Inggris melonjak ke level tertinggi dalam 31 tahun. Inflasi Inggris juga masih tinggi bersama dengan Italia di antara negara-negara Group of Seven atau G7.
Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah Inggris melonjak dikarenakan investor bertaruh bahwa Bank Sentral Inggris (BoE) terpaksa menaikkan suku bunga berulang kali hingga akhir tahun.
"Dengan inflasi yang terbukti lebih sulit dikendalikan daripada yang diharapkan oleh bank, kini nampak hampir pasti bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga dari 4,50 persen menjadi 4,75 persen pada Juni dan mungkin sedikit lebih tinggi dalam beberapa bulan berikutnya," kata ekonom utama Inggris di Capital Economics, Paul Dales.
Baca Juga
Gubernur BOE Andrew Bailey dan pejabat bank sentral lainnya makin dihujani kritik dikarenakan lonjakan inflasi tersebut. Seorang anggota parlemen juga menuduh bank sentral lalai dalam menjalankan tugasnya.
Perdana Menteri (PM) Rishi Sunak juga berjanji pada awal 2023 untuk mengurangi inflasi menjadi setengahnya yakni sekitar 5 persen pada akhir tahun. Janji tersebut dibuat sebagai prioritas pada tahun ini menjelang pemilihan umum. Menurut jajak pendapat, popularitas partainya yakni Partai Konservatif menurun.
Bank Sentral Inggris juga dijadwalkan untuk mengumumkan keputusan suku bunga selanjutnya pada 22 Juni. Para investor memperkirakan kemungkinan adanya kenaikan 25 basis poin bulan depan menjadi sebesar 100 persen, naik dari 83 persen pada hari Selasa (23/5).
Tekanan Inflasi
Walaupun inflasi April 2023 alami penurunan, inflasi masih menekan daya beli pekerja yang upahnya sedikit meningkat.
Bank sentral juga khawatir lonjakan inflasi dapat menyebabkan permintaan kenaikan upah yang berlangsung lama dan penetapan harga bisnis yang meningkat. Hal tersebut diperparah oleh pengurangan tenaga kerja di Inggris setelah pandemi, dan masalah yang disebabkan oleh Brexit.
Kemudian, Inflasi makanan dan minuman yang meningkat dan mencapai level tertinggi sejak 1977 hanya mengalami sedikit penurunan pada April, yakni menjadi 19,1 persen dari 19,2 persen.
"Walaupun positif bahwa inflasinya sekarang berada di angka satu digit, harga makanan masih naik terlalu cepat," kata menteri keuangan Jeremy Hunt.
Data ONS juga memberikan beberapa tanda bahwa kenaikan harga barang akan melambat.
Harga yang perlu dibayar oleh pabrik juga naik sedikit dalam lebih dari dua tahun dan naik 3,9 persen dibandingkan April 2022. Harga yang pabrik kenakan juga meningkat 5,4 persen yang merupakan kenaikan terkecil sejak Juli 2021.