Bisnis.com, JAKARTA – Industri alas kaki sejak pertengahan tahun lalu mengalami tekanan, meskipun laju ekspor tetap tumbuh. Faktanya, banyak pabrik menutup operasi dan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal.
Di sisi lain, pasar industri alas kaki dalam negeri pun diserbu produk impor. Peningkatan kinerja impor cukup signifikan terhitung sejak lima tahun belakangan.
Pada 2022 lalu, volume impor produk alas kaki tercatat mencapai 131.056,86 ton, naik 36,2 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 96.202,72 ton.
Sedangkan secara nilai, impor alas kaki mencapai US$1,02 miliar atau setara dengan Rp15,16 triliun (kurs Rp14.869) sepanjang tahun lalu, naik 39,3 persen dibandingkan 2021 yang mencapai US$732,23 juta atau setara dengan Rp10,88 triliun.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri menyebutkan pihaknya mengeluhkan banjir impor produk alas kaki bekas yang membanjiri Indonesia.
Kondisi itupun berlanjut hingga tahun ini, bahkan asosiasi telah mengajukan tiga poin keluhan kepada rapat lintas kementerian yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai kementerian, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Perdagangan (Kemendag) serta Bea Cukai.
Baca Juga
Ketiga poin tersebut, kata Firman, antara lain derasnya impor sepatu bekas, impor sepatu yang merupakan barang tiruan atau KW, serta impor sepatu yang masuk melalui cara legal tetapi dibanderol dengan harga yang sangat murah.
Jika dibandingkan dengan peningkatan impor alas kaki pada tahun sebelum 2022, pertumbuhan sebesar 30 persen ini memang terbilang signifikan. Pada 2021,contohnya , angka volume impor sebesar 96.202,72 ton hanya naik 19,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 80.270,6 ton.
Begitupun dengan nilai impor yang hanya naik 18,6 persen menjadi US$732,23 juta atau setara dengan Rp10,88 triliun dari tahun 2020 yang mencapai US$617,26 juta atau setara dengan Rp9,17 triliun.
Di sisi lain, memasuki tahun pertama pandemi pada tahun 2020, baik volume maupun nilai impor tercatat menurun jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 mendera.
Pada tahun 2020, volume impor yang mencapai 80.270,6 ton menurun 21,2 persen dari tahun 2019 yang mencapai 101.869,11 ton. Penurunan ini juga terlihat dari nilai impor dari US$873,08 juta atau setara dengan Rp12,98 triliun dari tahun 2020 yang hanya mencapai US$617,26 juta atau setara dengan Rp9,17 triliun.
Salah satu pabrik alas kaki yang merumahkan ribuan karyawannya adalah PT Panarub Industry. Produsen Adidas ini tercatat oleh Bisnis, telah memangkas sebanyak 1.200 pekerjanya sejak November 2022 lalu.
Lalu PT Nikomas Gemilang, pabrik yang sudah berdiri selama 31 tahun ini melakukan penawaran pengunduran diri pada 1.600 karyawannya, usai melesunya permintaan dari luar negeri.
Terakhir PT Dean Shoes, pabrik sepatu di Karawang Jawa Barat yang dikonfirmasi oleh Aprisindo telah memangkas habis karyawannya. Sebanyak 3.000 pekerja tersebut dipangkas dan operasional pabrik kemudian ditutup secara total untuk kemudian memindahkan basis produksinya ke kawasan Jawa Tengah.