Bisnis.com, JAKARTA – Menyikapi tantangan jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap), Sekretaris Pimpinan MPR, Budi Muliawan, menekankan peran pengusaha dan wirausahawan dalam mendorong Indonesia keluar dari situasi tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam kuliah tamu daring dengan tema "Gerakan Kebangkitan Nasional Menuju Indonesia Hebat" kepada mahasiswa Magister Manajemen Universitas Ciputra, Surabaya, pada Sabtu (20/5).
Middle income trap sendiri adalah suatu keadaan ketika negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah tetapi tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju.
Budi mengatakan, salah satu peran penting yang dapat diemban oleh pengusaha saat ini adalah membantu Indonesia keluar dari jebakan sebagai negara dengan pendapatan menengah.
Baginya, langkah ini dapat membuka jalan bagi Indonesia untuk naik ke tingkat negara berpendapatan tinggi atau negara maju, yang tentunya bergantung pada terwujudnya ekonomi yang sehat.
Ia menjelaskan bahwa dengan kesepakatan semua pihak untuk melakukan reformasi struktural secara baik, tanpa mengambil jalan pintas dalam perizinan, maka ekonomi yang sehat dapat tercapai, dan ini akan memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan.
Baca Juga
“Kalau semuanya sepakat untuk melakukan reformasi struktural dengan baik, tidak memilih jalan pintas misalnya dalam perizinan, maka bisa tercipta ekonomi yang sehat, dan akan memberikan kontribusi pada peningkatan pendapatan,” tuturnya seperti dikutip dari Antara, Minggu (21/5/2023).
Budi juga mengingatkan bahwa pada 2030 akan menjadi masa yang kritis bagi Indonesia, di mana pilihan menjadi negara maju atau tetap terjebak sebagai negara berpendapatan menengah sangatlah penting dalam memanfaatkan posisi sebagai negara berpendapatan menengah ke atas.
Selain itu, Budi menyebut bahwa Indonesia akan mengalami bonus demografi pada pertengahan tahun 2030-an hingga 2040, di mana penduduk usia produktif akan lebih banyak daripada penduduk usia dini dan lanjut.
Namun, ia menegaskan bahwa jika potensi usia produktif ini tidak dimanfaatkan dengan baik atau tidak dikelola secara efektif, maka Indonesia tidak akan bisa maju menjadi negara maju.
Oleh karena itu, Budi berpendapat bahwa strategi untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah melibatkan inovasi dan efisiensi, pemberdayaan sumber daya manusia (SDM), pembangunan infrastruktur, reformasi struktural, penyederhanaan birokrasi, dan perekonomian berbasis digital.
Ia menekankan bahwa jika tidak ada lonjakan dalam hal ini, Indonesia akan tetap berada pada posisi sebagai negara berpendapatan menengah. Oleh karena itu, untuk masa depan, negara ini harus memiliki pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar enam persen hingga tahun 2040.
Budi juga menggarisbawahi peran penting yang telah dimainkan oleh pengusaha sejak masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Contohnya adalah peran H. Samanhudi yang mendirikan Serikat Dagang Islam, yang kemudian berkembang menjadi Sarekat Islam dan melahirkan tokoh-tokoh pejuang bangsa seperti HOS Tjokroaminoto.
Di zaman sekarang, pengusaha juga memberikan kontribusi melalui pembayaran pajak dan penciptaan lapangan kerja, sebagai bentuk sumbangsih dan kontribusi mereka kepada bangsa dan negara.