Bisnis.com, JAKARTA — Meta Platforms. Inc. (META) induk dari facebook mencatatkan kenaikan penjualan setelah selama tiga kuartal berturut-turut mengalami penurunan. Dilaporkan bahwa penjualan Kuartal I/2023 naik menjadi US$28,6 miliar atau setara dengan Rp424 triliun, lebih tinggi dibandingkan proyeksi analis.
META mencatatkan penjualan lebih dari perkiraan analis, dimana rata-rata proyeksi analis dalam penjualan Meta yakni sebesar US$27.7 miliar. Saham META juga naik lebih dari 12 persen dalam perdagangan after-market.
Pada kuartal ini, perusahaan juga mengatakan bahwa akan mencapai pendapatan sebesar US$32 miliar atau setara dengan Rp475 triliun. Apa yang di klaim Meta, lebih tinggi dari perkiraan analis yakni dengan rata-rata US$29,5 miliar.
Sebagai catatan, Chief Executive Officer (CEO) Mark Zuckerberg sebelumnya pernah melakukan pemotongan biaya. Zuckerberg mengatakan pemotongan biaya tersebut sebagai “tahun efisiensi”.
Akibat melemahnya permintaan iklan selama setahun terakhir, Meta terpaksa melakukan PHK, mengurangi pengeluaran, dan memicu pengawasan terhadap teknologi realitas virtual (VR) yang teknologinya sudah Zuckerberg investasikan sebanyak miliaran.
Selain itu, karena masih dalam penghematan biaya, Meta masih menggelontorkan uang ke area strategis seperti kecerdasan buatan dan metaverse.
Baca Juga
"Posisi keuangan yang lebih kuat akan memungkinkan kami untuk mengatasi lingkungan yang bergejolak sambil tetap fokus pada prioritas jangka panjang kami," Ucap Zuckerberg kepada para investor, mengutip dari Bloomberg (27/4/2023).
Pada kuartal I/2023, Meta melaporkan bahwa pengguna Facebook, Instagram dan WhatsApp, secara keseluruhan, lebih dari 3 miliar orang menggunakan setidaknya satu produknya setiap hari. Hal ini merupakan pencapaian baru bagi Meta.
Namun Meta juga mengalami kemunduran dalam divisi yang berfokus membangun teknologi realitas virtual untuk metaverse yakni Reality Labs.
Reality Labs mencatatkan kerugian operasional sebesar US$3,99 miliar dan pendapatan sebesar US$339 juta, atau masing-masing setara dengan Rp.59 triliun dan Rp5,9 triliun. Pendapatan turun 51% dari tahun sebelumnya dan kurang dari proyeksi analis.
Analis Bloomberg Intelligence, Mandeep Singh, mengatakan bahwa Metaverse akan menjadi tontonan tahun ini dikarenakan perusahaan mungkin akan menggandakan AI generatif dan model bahasa besar.
“Tidak mengurangi investasi Reality Labs bisa menjadi masalah bagi investor.” tutur Sigh.
Pengeluaran modal pada kuartal pertama naik menjadi US$7,09 miliar atau setara dengan Rp105 triliun, dibandingkan dengan US$5,55 miliar (year-on-year/yoy).
Meta melaporkan laba bersih sebesar US$5,7 miliar yakni setara dengan Rp84 triliun, atau US$2,20 per saham, lebih dari perkiraan rata-rata US$2,01 per saham.
Saham Meta telah naik 74 persen tahun ini hingga penutupan pada hari Rabu, pulih dari rekor tahun terburuknya dengan penurunan 64 persen pada tahun 2022.
Meta nantinya juga akan berencana untuk melakukan perekrutan setelah menyelesaikan PHK di bulan depan. Perusahaan mengharapkan untuk menambah staf di Reality Labs, infrastruktur iklan dan AI generatif.
Chief Financial Officer Susan Li mengatakan bahwa Meta juga menggunakan AI untuk meningkatkan monetisasi Reels, yang naik 30 persen di Instagram dan 40 persen di Facebook. Namun, Reels juga mengurangi waktu yang dihabiskan untuk melihat Feed dan Stories.