Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

THR untuk Freeport? Pemerintah Disebut Bebaskan Bea Keluar Ekspor Konsentrat Tembaga

Di tengah momen lebaran 2023 Freeport mendapatkan THR dari pemerintah dengan pembebasan bea keluar ekspor konsentrat tembaga tahun ini.
Bus armor atau kendaraan antipeluru untuk mengangkut karyawan PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, sedang diparkir. Bus armor biasanya mengangkut karyawan dari Tembagapura-Timika PP 2 kali sehari./Bisnis-Hendri T. Asworo
Bus armor atau kendaraan antipeluru untuk mengangkut karyawan PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Mimika, Papua Tengah, sedang diparkir. Bus armor biasanya mengangkut karyawan dari Tembagapura-Timika PP 2 kali sehari./Bisnis-Hendri T. Asworo

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah membebaskan bea keluar konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk perizinan ekspor tahun ini. Keputusan itu disampaikan salah satu pemegang saham PTFI, Freeport-McMoRan lewat laporan triwulan pertama kepada pemangku kepentingan terkait, Jumat (21/4/2023). 

“Pada Maret 2023, pemerintah Indonesia memverifikasi progres konstruksi smelter Manyar sudah melebihi 50 persen, sehingga PTFI dibebaskan dari pembayaran bea keluar yang sebelumnya 2,5 persen,” tulis Freeport-McMoRan dalam laporannya dikutip Minggu (23/4/2023) bertepatan momen Lebaran 2023 di Indonesia. 

Seperti diketahui, pemerintah belakangan telah menetapkan izin perpanjangan ekspor konsentrat tembaga PTFI dengan kuota mencapai 2,3 juta ton hingga 10 Juni 2023. Keputusan itu disampaikan otoritas perdagangan lewat surat persetujuan ekspor (SPE) yang diterbitkan akhir Maret 2023 lalu. 

Sementara itu, PTFI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait dengan permohonan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga sampai proyek pembangunan smelter Manyar di Gresik, Jawa Timur beroperasi penuh pertengahan 2024 mendatang. 

“PTFI sedang bekerjasama dengan pemerintah untuk mendapat persetujuan perpanjangan izin ekspor yang diperlukan sampai Smelter Manyar dan fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) sepenuhnya beroperasi,” tulis Freeport-McMoRan.

Freeport menyebut penghentian ekspor seperti aturan di Indonesia terlalu berisiko untuk penerimaan negara serta kelanjutan pengerjaan smelter ke depan. 

Sebelumnya, Direktur Utama PTFI Tony Wenas bersama dengan CEO Freeport-McMoran Inc Richard C. Adkerson bertandang ke Istana Negara, Jakarta lewat sepekan izin ekspor diterbitkan otoritas perdagangan. 

Tony mengatakan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat itu membahas soal perkembangan produksi pertambangan hingga pembangunan smelter konsentrat tembaga milik PTFI. 

“Kami bahas smelter yang rencananya Mei mulai start, dan akan ramp-up sampai dengan 2024,” kata Tony saat ditemui di di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (12/4/2023) lalu. 

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan kementeriannya masih mengkaji kemungkinan untuk memberi kelonggaran ekspor bagi PTFI kendati tenggat ekspor sudah diputuskan hingga Juni 2023.  

“Memang ada faktor yang kita pertimbangkan yaitu masalah keterlambatan disebabkan oleh Covid-19, ini yang sekarang sedang kita finalkan,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (31/3/2023).  

Kendati demikian, Arifin mengakui, moratorium ekspor konsentrat tembaga untuk PTFI mendatang bakal berdampak serius pada perekonomian daerah hingga setoran penerimaan negara dalam jangka panjang.  

“Kalau misalnya juga disetop ekspor terus banyak yang terdampak,” kata dia.  

PTFI diketahui menetapkan hitung-hitungan RKAB tahun ini tidak jauh berbeda dengan posisi tahun lalu. Saat itu, penjualan tembaga dan emas di angka masing-masing 1,58 miliar pound dan 1,8 juta ounce. 

Torehan itu lebih tinggi dari pencapaian sepanjang 2021 yang berada di level 1,13 miliar pound untuk penjualan tembaga dan 1,34 juta ounce untuk emas.   

Berdasarkan data konsolidasi aset PTFI, produksi tambang untuk tembaga mencapai 1,56 miliar pound sepanjang 2022. Angka itu lebih tinggi dari pencapaian 2021 di posisi 1,33 miliar pound.  

Sementara itu, produksi emas berada di kisaran 1,79 juta ounce pada 2022. Adapun, produksi untuk tahun sebelumnya berada di level 1,37 juta ounce.   

Adapun, smelter konsentrat tembaga kedua milik PTFI itu sudah menyerap investasi sebesar US$1,63 miliar atau setara dengan Rp24,25 triliun (asumsi kurs Rp14.883 per US$).  

Di sisi lain, PTFI memproyeksikan total biaya smelter baru dan ekspansi smelter di kawasan ekonomi khusus itu dapat mencapai US$3 miliar atau sekitar Rp44,64 triliun. PTFI menargetkan konstruksi smelter itu rampung pada Desember 2023. Sementara operasi komersial smelter baru itu ditarget terjadi pada pertengahan 2024. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper