Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wanti-wanti Kementan ke Bulog Soal Beras, Maret-April Ada Panen 15 Juta Ton

Bulog sebagai pengelola stok beras nasional diminta untuk gesit menyerap beras petani yang sedang panen raya sehingga tidak perlu impor.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA-Kementerian Pertanian (Kementan) meminta Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menyerap beras sebanyak-banyaknya saat panen raya yang berlangsung sepanjang Maret hingga Mei 2023 mendatang. Langkah gesit ini dibutuhkanuntuk mengisi cadangan beras pemerintah (CBP) dan menghindari impor.

Kementan juga mewanti-wanti agar kejadian pada 2022 lalu tidak terulang kembali, dimana Bulog hanya menyerap sekitar 48.000-an ton beras petani saat panen raya. Berbanding 200.000 ton pada 2021.

Koordinator Padi Irigasi dan Rawa Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan Rachmat mengatakan berdasarkan Kerangka Sample Area (KSA) amatan Februari 2023, bahwa produksi beras bisa mencapai 15 juta ton selama Januari-Mei 2023.

“Puncak panen itu ada di Maret-April. Kami berharap kepada Bapanas dan Bulog terkait dengan serapan di musim puncak panen raya. Jangan sampai terulang di bulan Maret 2022 hanya 40.000-an. Sementara di tahun 2021 serapan Bulog di Maret mencapai 200.000 ton,” ujar dia dalam diskusi daring, Selasa (18/4/2023).

Rachmat mengungkapkan, surplus di musim panen raya ini atau 3 bulan ini mampu mengatasi defisit produksi beras di bulan-bulan berikutnya. Kementan mencatat, dengan produksi 15 juta ton pada musim panen ini, dapat menutupi konsumsi beras nasional sebesar 12,69 juta ton selama Januari-Mei. Artinya surplus mencapai 2,79 juta ton.

“Sehingga harapan kami terkait dengan serapan gabah itu bisa dioptimalkan di puncak panen raya ini. Ketika ini lewat, tidak terserap oleh cadangan pemerintah, sementara musim tanam berikutnya tidak sebesaar Maret, April, Mei ini tentu akan menjadi persoalan. Makanya penyerapan di 3 bulan ini menentukkan di kondisi bulan-bulan selanjutnya,” ujarnya.

Terkait ancaman El Nino yang memicu kekeringan dan minimnya curah hujan saat panen gadu (April-Juli), Racmat berujar pihaknya telah menggencarkan percepatan tanam padi di sejumlah daerah. “Jadi di lokasi-lokasi yang sudah panen di Maret kita push, dorong, supaya selesai panen langsung tanam. Misalnya di Cilacap sudah ada tanaman baru selesai panen Maret kemarin,” ujar dia.

Menurut Rachmat, Kementan pun terus berupaya berkolaborasi di lapangan petani serta penggilingan untuk menjual gabah atau berasnya kepada Perum Bulog. Mengingat saat ini, harga gabah relatif cukup tinggi rata-rata di atas Rp5.500 per kg.

“Kita lakukan identifikasi di situ. Penggilingannya dibantu dari segi alat, pasca panen dibantu oleh pemerintah, kita mencoba mendorong mereka punya jiwa merah putih untuk kemudian hasil panennya untuk cadangan beras pemerintah,” ungkapnya.

Sebelumnya, realisasi penyerapan atau pengadaan beras dalam negeri Bulog dari Januari sampai dengan pertengahan April ini tercatat sekitar 191.000 ton.

Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional, I Gusti Ketut Astawa menuturkan realisasi penyerapan dari awal sampai pertengahan April telah terealisasi sebanyak 97.000-an ton dan masih terus bertambah. Meski baru pertengahan bulan, serapan April lebih tinggi dibanding penyerapan pada bulan sebelumnya. Kondisi ini menunjukan bahwa panen dan produksi di bulan April yang paling tinggi dibanding Januari, Februari, dan Maret 2023.

Menurutnya, kurangnya stok di sebagian besar penggilingan membuat harga gabah semakin tinggi. Hal ini juga membuat Bulog kesulitan dalam melakukan penyerapan hasil panen. Tahun ini  bulog ditugaskan oleh pemerintah untuk menyerap 2,4 juta ton, dimana 70 persennya dilakukan pada musim panen ini.

“Bisa dibilang mereka sebagai price maker [penggilingan besar]. Tapi itu untuk menjaga operasional penggilingan tetap berjalan dan pelayanan terhadap jejaring distribusi tetap terlayani,” kata Deputi keterangannya di Jakarta seperti dilansir, Selasa (18/4/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper