Bisnis.com, JAKARTA – Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Maret 2023 tercatat tumbuh 43,7 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy), bahkan menjadi yang tertinggi pada periode tersebut dalam empat tahun terakhir.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi tersebut mencapai 32,3 persen dari target APBN.
“Naik sangat tinggi dibandingkan dengan 4 tahun terakhir bahkan sebelum Covid-19, [tahun ini per Maret 2023] mencapai Rp142,7 triliun, tahun lalu hanya Rp99,2 triliun,” ujarnya dalam APBN Kita, Senin (17/4/2023).
Bila melihat dari sisi komposisi PNBP, hanya pendapatan dari sektor SDA migas yang mengalami penurunan sebesar 4 persen (yoy) menjadi Rp31,3 triliun, tahun lalu mencapai Rp32,6 triliun.
Hal ini utamanya akibat penurunan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) serta adanya lifting minyak bumi.
Berbeda dengan migas, nonmigas menjadi sumber penerimaan yang tumbuh paling tinggi tinggi, hampir 200 persen (yoy), dari sebelumnya pada Maret 2022 hanya Rp15,1 triliun, tahun ini menjadi Rp44,3 triliun.
Baca Juga
“[Pendapatan] SDA nonmigas mengalami kenaikan 194 persen mencapai Rp44,3 triliun, karena harga batu bara dan berlakunya PP No. 26/2022,” tambah Sri Mulyani.
Adapun, PP No. 26/2022 merupakan regulasi yang mengatur terkait dengan pemungutan royalti batu bara berdasarkan tingkat kalori dan harga batu bara acuan (HBA).
Sebelumnya, Sri Mulyani menjelaskan bahwa harga batu bara secara global pada April 2023 jauh lebih rendah dari pertengahan tahun lalu ketika Indonesia mendapat windfall komoditas. Kala itu harga batu bara mencapai US$441,9/mt.
Meski menurun, harga batu bara saat ini berada di posisi US$192,8/mt, tumbuh 157 persen bila dibandingkan secara tahunan, namun terkoreksi sebesar 52,8 persen year-to-date (ytd) atau sejak Januari 2023.
Selain itu, penerimaan negara bukan pajak juga bersumber dari kekayaan negara yang dipisahkan (KND) berupa dividen BUMN. Per Maret 2023, negara mendapatkan dividen sebesar Rp4,6 triliun, tertinggi dalam dua tahun terakhir.
“Dibandingkan dengan 2020 sebelum Covid-19, bulan Maret kita sudah bisa mengumpulkan Rp24 triliun, 2023 cukup tinggi namun kita juga berharap untuk dividen dari BUMN akan pulih seperti saat sebelum Covid-19,” harapnya.
PNBP lainnya terutama dari layanan K/L juga mengalami kenaikan atau tumbuh 30,2 persen (yoy) pada menjadi Rp44,3 triliun.
Untuk penerimaan yang bersumber dari badan layanan umum (BLU), seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan, juga mengalami kenaikan 4,4 persen (yoy) menjadi Rp18,2 triliun.
Secara umum, kondisi Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) per Maret 2023 mengalami surplus sebesar Rp128,5 triliun. Penerimaan tercatat sebesar Rp647,2 triliun, sementara belanja negara mencapai Rp518,7 triliun.