Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top! Ekonomi China Tumbuh 4,5 Persen di Kuartal I/2023, Dekati Target Pemerintah

PDB China dilaporkan tumbuh sebesar 4,5 persen, naik dari kuartal IV/2022 yakni sebesar 2,9 persen. Kenaikan ini tumbuh di luar dari perkiraan para analis.
Orang-orang memakai masker di stasiun MTR, sehari sebelum pemerintah mencabut aturan masker di Hong Kong, China 28 Februari 2023. REUTERS/Tyrone Siu
Orang-orang memakai masker di stasiun MTR, sehari sebelum pemerintah mencabut aturan masker di Hong Kong, China 28 Februari 2023. REUTERS/Tyrone Siu

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi China tumbuh di atas perkiraan pada kuartal I/2023. Kenaikan ini menjadi tanda positif bagi pemulihan setelah pembatasan ketat Covid-19 dicabut.

Produk Domestik Bruto (PDB) China dilaporkan tumbuh sebesar 4,5 persen, naik dari Kuartal IV/2022 sebesar 2,9 persen. Kenaikan ini menjadi tanda positif bagi pertumbuhan China, lebih tinggi dari perkiraan. 

Berdasarkan data yang dirilis dari Biro Statistik Nasional pada Selasa hari ini (18/4/2023), Produk Domestik Bruto (PDB) China dilaporkan tumbuh sebesar 4,5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari Kuartal IV/2022 sebesar 2,9 persen (yoy).

Peningkatan ini cenderung lebih tinggi dari perkiraan rata-rata. Jika melihat dari survei yang dilakukan oleh ekonom Bloomberg dan juga survei Reuters, ekonom memperkirakan PDB China tumbuh 4 persen pada kuartal I/2023. 

Pertumbuhan positif pada kuartal pertama meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal selanjutnya. Hal ini sebagian besar karena rendahnya dasar perbandingan dari tahun lalu, China berada di tengah pembatasan ketat Covid-19 serta pasar perumahan menjadi stabil dan konsumen terus berbelanja.

Hal ini akan membawa pemerintah lebih dekat untuk memenuhi target pertumbuhan yang relatif konservatif untuk tahun ini di kisaran 5 persen.

Jika melihat dari bulan Maret, berbagai indikator aktivitas menunjukan pemulihan yang cukup beragam. Meskipun produksi industri naik 3,9 persen dari tahun lalu, angka ini lebih lemah dari proyeksi ekonom sebesar 4,4 persen. Pertumbuhan investasi aset tetap melambat menjadi 5,1 persen pada kuartal pertama, meleset dari ekspektasi, sementara investasi properti terus mengalami kontraksi.

Analis senior Forsyth Barr Asia Ltd. Willer Chen mengatakan investasi properti masih tertinggal dan meleset dari ekspektasi. Hal ini menunjukkan kekhawatiran yang lebih luas bahwa rebound pasar properti mungkin hanya akan berlangsung sebentar karena investasi tidak meningkat.

"Angka penjualan ritel yang positif memang dapat meningkatkan sentimen, mengingat kekhawatiran sebelumnya tentang pemulihan konsumsi. Namun tetap saja, keberlanjutan tetaplah penting," ungkapnya seperti dilansir Bloomberg, Selasa (18/4/2023).

Pasar tenaga kerja dan pertumbuhan upah juga belum kembali normal. Pendapatan penduduk perkotaan hanya tumbuh 2,7 persen (yoy) jika disesuaikan dengan inflasi selama kuartal I/2023, jauh di bawah tingkat pertumbuhan di atas 5 persen pada masa sebelum pandemi.

Sementara itu, tingkat pengangguran kaum muda naik menjadi 19,6 persen di bulan Maret, mendekati rekor, sedangkan tingkat pengangguran di tingkat nasional tetap tinggi di angka 5,3 persen.

Indikator lain bulan ini juga memberikan sinyal yang bertentangan tentang pemulihan. Kredit dan ekspor melonjak di bulan Maret, namun inflasi masih lemah, yang berarti permintaan domestik masih diredam.

Para ekonom sendiri kemudian berbeda pendapat mengenai apakah pemerintah perlu meluncurkan lebih banyak stimulus untuk mendorong pertumbuhan. Sebagaimana diketahui, pemerintah juga menetapkan target konservatif untuk pertumbuhan di tahun ini di kisaran 5 persen setelah gagal mencapai target 2022. 

Gubernur Bank Sentral China Yi Gang mengatakan pekan lalu bahwa ekonomi berada di jalur yang tepat untuk tumbuh sesuai dengan target. Dia juga mengatakan bahwa pasar properti mulai stabil.

Bank sentral pada hari Senin juga menahan diri dari pemotongan suku bunga utama dan menahan suntikan uang tunai ke dalam sistem perbankan, meskipun beberapa analis masih melihat ruang untuk pelonggaran dalam beberapa bulan mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper