Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF: China Akan Jadi Sumber Pertumbuhan Dunia 5 Tahun ke Depan

China diperkirakan akan berkontribusi terbesar dalam pertumbuhan global, disusul India, Amerika Serikat, dan Indonesia. 
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva/Bloomberg
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa selama lima tahun ke depan China akan menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan global, dengan pangsa dua kali lipat dari Amerika Serikat. 

Mengutip dari hasil perhitungan Bloomberg, Selasa (18/4/2023), dari data World Economic Outlook yang dirilis minggu lalu, kontribusi China dari ekspansi produk domestik bruto (PDB) global diharapkan mewakili 22,6 persen  dari total pertumbuhan dunia hingga 2028. 

Selain itu, berdasarkan perhitungan tersebut Bloomberg memperkirakan bahwa India menempati urutan kedua dengan 12,9 persen, sedangkan Amerika Serikat akan memberikan kontribusi sebesar 11,3 persen terhadap perekonomian global lima tahun mendatang..

Di lain sisi, IMF juga memperkirakan perekonomian global hanya akan tumbuh sekitar 3 persen dalam lima tahun mendatang karena dampak suku bunga yang lebih tinggi.

Proyeksi dalam lima tahun ke depan sendiri menjadi yang terlemah dalam tiga dekade terakhir, dengan adanya imbauan dari IMF tersebut untuk menghindari fragmentasi ekonomi yang disebabkan oleh ketegangan geopolitik, dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produktivitas.

Secara total, 75 persen dari pertumbuhan global diperkirakan akan terkonsentrasi di 20 negara. Empat besar yang diperkirakan akan berkontribusi lebih dari separuhnya adalah China, India, Amerika Serikat dan Indonesia. 

Lalu, meskipun negara-negara G7 akan membentuk bagian yang lebih kecil, Jerman, Jepang, Inggris, dan Prancis dilihat sebagai salah satu dari 10 kontributor teratas.

Sementara itu, negara-negara BRIC yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, dan China, diperkirakan akan berkontribusi hampir 40 persen pertumbuhan dunia, hingga 2028. 

Sebagai catatan, istilah negara BRIC diciptakan oleh mantan ekonom utama Goldman Sachs Group Inc Jim O'Neill pada tahun 2009. Setahun setelahnya, istilah tersebut bertambah menjadi Brics ketika Afrika Selatan diakui, namun tidak disetujui oleh O'Neill.

Untuk pertumbuhan di Afrika Selatan sendiri di masa depan diperkirakan akan lemah, dengan hanya berkontribusi sekitar setengah poin persentase terhadap perekonomian global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper