Bisnis.com, JAKARTA — Akademisi dan pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menilai bahwa kemacetan saat musim mudik Lebaran tidak serta merta terhindarkan dengan pembatasan angkutan logistik truk tiga sumbu roda.
Menurut Trubus, kemacetan akan tetap timbul sebagai risiko mobilitas masyarakat secara bersamaan. Saat mudik, pergerakan masyarakat terjadi secara besar-besaran, terutama dari wilayah Jabodetabek ke arah timur Jawa dan luar pulau.
Dia menilai bahwa pemerintah tidak perlu berasumsi kemacetan itu terjadi di sepanjang jalur mudik. Padahal, menurut Trubus, pemenuhan berbagai barang kebutuhan masyarakat terjadi di banyak wilayah, termasuk daerah-daerah tujuan mudik.
"Kemacetan itu juga kan cuma di titik-titik tertentu. Dari sini [Jakarta] ke Bandung saja macet itu, hari biasa saja macet ya apalagi lebaran," ujar Trubus, Rabu (12/4/2023).
Menurut Trubus, terdapat risiko kekurangan atau bahkan kelangkaan barang saat masa lebaran jika berlaku pembatasan angkutan logistik. Pemerintah perlu mempertimbangkan risiko kenaikan harga sebagai dampak dari kekurangan pasokan barang.
Dia menilai bahwa kebijakan pelarangan itu seperti dipaksakan kepada masyarakat dan pengusaha. Pemerintah perlu mengingat bahwa ada komoditas seperti makanan dan minuman yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Baca Juga
"Supaya dampak itu tidak terjadi maka diperlukan dispensasi supaya kebutuhan masyarakat juga bisa terpenuhi," ujar Trubus.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan melarang angkutan logistik dengan sumbu tiga roda untuk melintas selama arus mudik dan balik lebaran.