Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hunian di Kawasan TOD Makin Diminati di 2023, Ini Alasannya

Berdasarkan data Colliers, penyerapan proyek hunian di kawasan TOD lebih besar dibandingkan dengan proyek-proyek non-TOD.
Kendaraan melintas di dekat rangkaian gerbong kereta Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Minggu (2/10/2022). Bisnis/Suselo Jati
Kendaraan melintas di dekat rangkaian gerbong kereta Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Minggu (2/10/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan properti, Colliers Indonesia memprediksi konsep pembangunan hunian berbasis transit atau transit oriented development (TOD) akan laris manis ke depannya dibandingkan dengan model hunian konvensional.

Sennior Associate Director Colliers Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan hunian dengan konsep TOD bakal semakin diminati di tengah persoalan kenaikan tarif tol, harga BBM, pajak kendaraan bermotor, pembatasan plat ganjil/genap pembatasan, biaya parkir yang tinggi, dan rencana penerapan ERP di beberapa jalan utama.

Menurutnya, sejumlah persoalan tersebut akan membuat biaya untuk kegiatan operasional menjadi lebih mahal. Ferry menilai konsep hunian TOD dapat menjadi solusi atas sejumlah permasalahan tersebut.

Di samping itu, macet di kota-kota besar yang semakin parah membuat penggunaan kendaraan pribadi tidak lagi menjadi pilihan utama. Selain itu, tingginya biaya transportasi dengan kendaraan pribadi dan rencana pemerintah menyediakan transportasi massal yang terjangkau dan ramah lingkungan akan menjadi angin segar bagi apartemen TOD.

"Meski dalam situasi Covid-19, mayoritas proyek TOD masih dalam tahap pembangunan. Di sisi lain, kita dapat dengan mudah mengidentifikasi beberapa proyek non-TOD yang tertunda atau bahkan dibatalkan akibat pandemi. Dapat dikatakan bahwa proyek TOD lebih tahan terhadappenurunan ekonomi dibandingkan proyek non-TOD yang telah tertunda secara signifikan, terutama selama pandemi," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13/4/2023).

Colliers mencatat, penyerapan proyek-proyek TOD lebih besar dibandingkan dengan proyek-proyek non-TOD. 

Ferry menuturkan pihaknya membandingkan tingkat penjualan proyek apartemen dari sebelum pandemi hingga akhir 2022, dan menunjukkan bahwa proyek TOD mencapai peningkatan rata-rata tingkat penyerapan sebesar 10,3 persen, sedangkan proyek non-TOD hanya mencatat peningkatan sebesar 3,8 persen.

"Peluang TOD di DKI Jakarta juga menjelaskan bagaimana pengembangan konsep TOD didorong atau dipicu oleh tren pembangunan dan pembangunan sarana transportasi umum masal di Jabodetabek daerah," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper