Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF Wanti-Wanti Gejolak Sektor Finansial Bisa Tekan Pertumbuhan Ekonomi Global

IMF mengatakan gejolak sektor finansial menambah lapisan ketidakpastian di atas inflasi yang sangat tinggi dan efek dari perang Rusia-Ukraina.
Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas dalam paparan World Economic Outlook Januari 2023./YouTube-IMF
Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas dalam paparan World Economic Outlook Januari 2023./YouTube-IMF

Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter International (IMF) pada Selasa (11/4/2023) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi globalnya menjadi 2,8 persen untuk tahun ini.

IMF juga mengingatkan bahwa gejolak sistem keuangan yang parah dapat memangkas pertumbuhan ke tingkat mendekati resesi.

Dalam laporan World Economic Outlook (WEO) terbarunya, IMF menilai bahwa risiko meluasnya dampak gejolak sistem perbankan setelah kegagalan dua bank regional AS dan merger Credit Suisse dapat ditahan oleh tindakan kebijakan yang kuat.

Namun gejolak itu menambah lapisan ketidakpastian di atas inflasi yang sangat tinggi dan efek dari perang Rusia-Ukraina.

"Dengan peningkatan volatilitas pasar keuangan baru-baru ini, kabut seputar prospek ekonomi dunia telah menebal," kata IMF ketika lembaga tersebut bersama Bank Dunia melakukan pertemuan musim semi minggu ini di Washington.

IMF menambahkan bahwa ketidakpastian yang tinggi dan keseimbangan risiko telah bergeser dengan kuat ke sisi negatifnya selama sektor keuangan masih belum stabil.

Dilansir dari Reuters pada Rabu (12/4/2023), IMF memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi global mencapai 2,8 persen untuk tahun 2023 dan 3,0 persen pada 2024, turun dari 3,4 persen pada 2022 karena kebijakan moneter yang lebih ketat.

Proyeksi tersebut juga lebih rendah dari perkiraan yang dikeluarkan pada Januari 2023. Sebagian penyebabnya dikarenakan kinerja yang lebih lemah di beberapa negara besar serta ekspektasi pengetatan moneter lebih lanjut untuk melawan inflasi yang terus-menerus.

Di sisi lain, prospek IMF terhadap ekonomi AS sedikit membaik, dengan pertumbuhan ekonomi pada 2023 naik menjadi 1,6 persen dari 1,4 persen pada Januari karena pasar tenaga kerja tetap kuat.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada konferensi pers bahwa dia lebih optimistis terhadap prospek ekonomi karena sejumlah ekonomi pasar maju dan berkembang menunjukkan ketahanan.

"Saya tidak akan berlebihan dengan negativisme tentang ekonomi global," kata Yellen.

Dia menambahkan bahwa menurutnya prospek pada perekonomian cukup memungkinkan.

IMF juga menaikkan perkiraan inflasi inti 2023 menjadi 5,1 persen dari prediksi 4,5 persen pada Januari, dengan mengatakan bahwa inflasi belum mencapai puncaknya di banyak negara meskipun harga energi dan pangan lebih rendah.

Kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan pada konferensi pers bahwa kebijakan moneter perlu tetap fokus pada stabilitas harga untuk menjaga ekspektasi inflasi.

Meskipun IMF tidak memperkirakan adanya krisis perbankan besar, Gourinchas mengatakan memburuknya kondisi keuangan secara signifikan dapat terjadi kembali karena investor yang gugup mencoba menguji "mata rantai terlemah berikutnya" dalam sistem keuangan, seperti yang mereka lakukan dengan Credit Suisse.

Risiko penurunan lainnya yang disorot oleh IMF termasuk inflasi yang masih tetap tinggi sehingga membutuhkan kenaikan suku bunga bank sentral yang lebih agresif, eskalasi perang Rusia-Ukraina, dan kemunduran dalam pemulihan China dari Covid-19, termasuk tekanan yang memburuk di sektor real estate.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper