Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suram! IMF Ramal Ekonomi Global Cuma Tumbuh 2,8 Persen pada 2023

Berdasarkan laporan World Economic Outlook (WEO), IMF meramal ekonomi global hanya tumbuh 2,8 persen pada 2023. Simak penjelasannya.
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters
Logo The International Monetary Fund (IMF)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) meramal pertumbuhan ekonomi global hanya tumbuh 2,8 persen pada 2023. 

Berdasarkan laporan World Economic Outlook (WEO) terbaru yang dirilis pada Selasa (11/4/2023), proyeksi IMF tersebut turun dari pertumbuhan ekoomi global sebesar 3,4 persen pada 2022. 

“Perkiraan awal, pertumbuhan ekonomi global turun dari 3,4 persen pada tahun 2022 menjadi 2,8 persen pada 2023. Ekonomi global akan mencapai 3,0 persen pada 2024,” tulis IMF dalam laporan WEO 2023. 

IMF juga mengungkapkan negara-negara maju diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan yang sangat nyata, yaitu dari 2,7 persen pada 2022 menjadi hanya 1,3 persen pada 2023.

Dalam skenario alternatif yang masuk akal dengan tekanan sektor keuangan lebih lanjut, pertumbuhan global turun menjadi sekitar 2,5 persen pada 2023. Proyeksi tersebut dapat terjadi dengan catatan pertumbuhan ekonomi negara maju amblas di bawah 1 persen. 

Sementara itu, inflasi global secara umum diramal pada baseline ditetapkan turun dari 8,7 persen pada 2022 menjadi 7,0 persen pada  2023. 

Melandainya inflasi merupakan akibat penurunan harga komoditas. Meski demikian, inflasi inti cenderung menurun lebih lambat.

“Kembalinya inflasi ke target [yang ditetapkan] sepertinya tidak akan terjadi sebelum tahun 2025 dalam banyak kasus,” jelas IMF. 

Adapun, tingkat suku bunga acuan penting masih menjadi referensi untuk mengukur sikap kebijakan moneter dan penentu utama keberlanjutan utang publik. 

Tekanan di sektor keuangan dapat meningkat dan penularan dapat terjadi, melemahkan ekonomi riil melalui penurunan tajam dalam kondisi pembiayaan sehingga memaksa bank sentral untuk mempertimbangkan kembali jalur kebijakan mereka.

“Bank-bank sentral harus tetap stabil dengan sikap antiinflasi yang lebih ketat, tetapi juga siap untuk menyesuaikan dan menggunakan instrumen kebijakan yang lengkap-termasuk untuk mengatasi masalah stabilitas keuangan-seperti yang dituntut oleh perkembangan,” papar laporan WEO 2023. 

Utang pemerintah sebagai rasio terhadap produk domestik bruto (PDB) melonjak di seluruh dunia selama pandemi Covid-19 dan diperkirakan akan terus meningkat.

IMF juga mencatat gangguan rantai pasokan dan meningkatnya ketegangan geopolitik telah membawa risiko dan potensi manfaat serta biaya dari fragmentasi geoekonomi ke pusat perdebatan kebijakan. 

“Langkah-langkah untuk memperkuat kerja sama multilateral sangat penting untuk membuat kemajuan dalam menciptakan ekonomi dunia yang lebih tangguh, termasuk dengan memperkuat jaring pengaman keuangan global, memitigasi biaya perubahan iklim, dan mengurangi dampak buruk dari fragmentasi geoekonomi,” tulis laporan WEO 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper