Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah! Bank Dunia Proyeksi Ekonomi Global Hanya Naik 2,2 Persen per Tahun hingga 2030

Bank Dunia memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global pada 2022-2030 naik 2,2 persen per tahun dan bisa lebih rendah jika terjadi resesi. 
Bank Dunia atau World Bank/Istimewa
Bank Dunia atau World Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi global sepanjang tahun 2022-2030 hanya naik 2,2 persen per tahun. Proyeksi ini lebih rendah sekitar 30 persen dari rata-rata pertumbuhan pada 2000-2010.

Berdasarkan laporan resmi pada Selasa (28/3/2023), Bank Dunia juga memperkirakan rata-rata pertumbuhan negara berkembang turun menjadi 4 persen per tahun dalam periode tersebut, dari 6 persen per tahun pada 2000-2010.

Bank Dunia memperkirakan penurunan ini akan semakin curam jika terjadi krisis keuangan global atau resesi. 

Penurunan proyeksi Bank Dunia ini didasarkan kemungkinan risiko ekonomi seperti tenaga kerja global yang menua dan investasi sektor swasta yang menurun. 

Kepala Ekonom Bank Dunia dan Wakil Presiden Senior untuk Ekonomi Pembangunan Indermit Gill mengatakan bahwa potensi penurunan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan memiliki implikasi serius untuk kemampuan dunia dalam mengatasi tantangan yang semakin meluas dan unik saat ini. 

“Kecepatan pertumbuhan ekonomi Global dapat ditingkatkan melalui kebijakan yang memberi insentif pada pekerjaan, meningkatkan produktivitas, dan mempercepat investasi,” ungkap Gill. 

Adapun hasil analisis menunjukkan pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun berpotensi meningkat sebanyak 0,7 poin persentase menjadi 2,9 persen jika negara-negara mengadopsi kebijakan yang berkelanjutan dan berorientasi pada pertumbuhan.

Hal ini akan mengubah perlambatan yang diperkirakan terjadi menjadi akselerasi potensi pertumbuhan PDB global.

Ayhan Kose, penulis utama laporan dan Direktur Prospects Group Bank Dunia, mengatakan bahwa generasi saat ini berutang kepada generasi mendatang untuk merumuskan kebijakan yang dapat menghasilkan pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif. 

"Dorongan kebijakan yang berani dan kolektif harus dilakukan sekarang untuk memulihkan pertumbuhan,” ungkap Kose dalam laporannya.

Di tingkat nasional, Kose mengatakan setiap negara berkembang perlu mengulangi catatan terbaiknya selama 10 tahun terakhir di berbagai kebijakan. Di tingkat internasional, respons kebijakan membutuhkan kerja sama global yang lebih kuat dan dorongan yang lebih kuat untuk memobilisasi modal swasta.

Selain itu, Laporan tersebut menyoroti tindakan kebijakan khusus di tingkat nasional yang dapat membuat perbedaan penting dalam mempromosikan prospek pertumbuhan jangka panjang, yang meliputi menyelaraskan kerangka kerja moneter, fiskal, dan keuangan, meningkatkan investasi, memotong biaya perdagangan, memanfaatkan jasa, dan meningkatkan partisipasi angkatan kerja. 

Laporan tersebut juga menekankan perlunya memperkuat kerja sama global, mengingat integrasi ekonomi internasional membantu mendorong kemakmuran global selama lebih dari dua dekade sejak tahun 1990. 

Walaupun kini tersendat, pemulihan penting untuk dilakukan untuk mengatalisasi perdagangan, mempercepat aksi iklim, dan memobilisasi investasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper