Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor KRL Bakal Ditolak, DJKA Kemenhub Beri Respons

DJKA Kemenhub memberi respons terkait dengan rencana impor KRL yang bakal ditolak usai tidak direkomendasikan oleh BPKP.
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) yang dikelola oleh anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) berada di dipo kereta, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) yang dikelola oleh anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) berada di dipo kereta, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/8/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberi respons terkait dengan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang tidak merekomendasikan rencana impor KRL bekas dari Jepang.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal menjelaskan, opsi seperti impor KRL, pembelian rangkaian baru, dan retrofit pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada para penumpang KRL Jabodetabek.

Oleh karena itu, pihaknya terbuka untuk menerima opsi-opsi tersebut dalam upaya peremajaan armada kereta yang akan dipensiunkan pada periode 2023-2024.

“Kami terbuka dan dukung untuk seluruh opsi baik beli baru, impor, atau retrofit asalkan tidak menyalahi aturan yang berlaku,” jelas Risal pada Senin (10/4/2023).

Risal melanjutkan, salah satu tantangan dalam perawatan rangkaian KRL yang akan dipensiunkan dalam waktu dekat adalah ketersediaan suku cadang atau sparepart kereta tersebut. Menurutnya, pabrik penghasil rangkaian kereta tersebut belum tentu menyediakan atau masih memproduksi suku cadang terkait.

Seiring dengan hal tersebut, Risal mengatakan akan mengupayakan perawatan operasional yang optimal. Rangkaian kereta akan tetap dioperasikan selama masih memungkinkan dan ketersediaan suku cadangnya terjamin.

Risal menambahkan pihaknya juga telah menyiapkan optimalisasi operasional dengan armada KRL yang tersedia saat ini. Hal tersebut dilakukan dengan mengatur jumlah rangkaian dan menyesuaikan frekuensi kedatangan antar kereta atau headway.

Optimalisasi tersebut dilakukan guna meningkatkan kapasitas pelayanan pada KRL Jabodetabek. Risal juga menyebutkan, optimalisasi layanan ini juga telah diuji coba.

Dia mencontohkan, optimalisasi ini dapat dilakukan melalui pengoperasian kereta yang terdiri dari 8 rangkaian dengan frekuensi kedatangan yang lebih banyak atau mengoptimalisasi jumlah rangkaian pada tiap KRL menjadi 12 gerbong dengan penurunan frekuensi.

“Kami akan optimalkan seluruh rangkaian dan aset yang tersedia karena masalahnya saat ini di jam sibuk. Pokoknya opsi yang akan dipilih  yang terbaik buat masyarakat kita,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper