Bisnis.com, JAKARTA - Badan Otorita melaporkan pihaknya telah menerima 167 surat minat atau letter of interest (LoI) untuk investasi di IKN Nusantara.
Kepala Otorita IKN Nusantara, Bambang Susantono, mengatakan dari total 167 surat minat yang diterimanya, sebanyak 50 persen merupakan minat dari dalam negeri atau domestik dan 50 persen lainnya dari investor asing.
"Kami menerima cukup banyak letter of interest, ada 167 dari sekitar 16 negara. 50 persen domestik dan 50 persen lainnya asing. Kami sedang dalam proses seleksi mana yang sesuai dan serius dalam mengajukan permohonan untuk ikut membangun di IKN," kata Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi II DPR RI, Senin (3/4/2023).
Dari 167 LoI yang diterima, Bambang menegaskan masih perlu dalam proses penyeleksian, terlebih investor tetap perlu melakukan studi kelayakan untuk dapat menanamkan modalnya di IKN.
Di sisi lain, dia memastikan aktivitas pembangunan fasilitas infrastruktur lain masih berlangsung sesuai dengan jadwal pelaksanaan.
Sebelumnya, pekan lalu, Kamis (30/3/2023) terdapat 2 investor nasional baru yang telah mendapatkan letter to proceed atau Surat Izin Prakarsa Proyek (SIPP) dari Otorita IKN (OIKN) untuk membangun hunian Aparat Sipil Negara (ASN) di Nusantara yakni konsorsium PT Perintis Triniti Properti Tbk (Konsorsium Triniti), dan PT Nindya Karya.
Baca Juga
Adapun, konsorsium Triniti menanamkan modal Rp1,8 triliun untuk mengerjakan 7 tower dan Nindya mengucurkan investasi Rp1,42 triliun untuk membangun 8 tower.
Bambang menerangkan, konsorsium Triniti dan Nindya telah mendapatkan Letter to Proceed dari Otorita IKN untuk membangun hunian ASN bersama dengan tiga investor sebelumnya. Skema bisnis untuk kedua investor tersebut adalah Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
”Dengan ada tambahan dua investor yang membangun hunian ASN diyakini dapat mempercepat pembangunan Nusantara sehingga tahun depan, ASN dapat mulai pindah,” jelasnya.
Tiga investor sebelumnya yang mendapatkan SIPP adalah PT Summarecon Agung Tbk (Summarecon), Konsorsium Nusantara (RBN CCFG) dan Korean Land and Housing Corporation (KLHC). Para investor tersebut ditargetkan untuk menuntaskan pekerjaannya pada 2024.
“Dengan skema KPBU, akan ada pembagian risiko antara pihak pemerintah dan investor beserta insentif dan penalti pada pelaksanaannya dalam penyediaan layanan dan atau infrastruktur publik. Dipastikan dengan skema KPBU, negara sama sekali tidak dirugikan,” terang Bambang.
Bambang menambahkan bahwa kebutuhan hunian ASN sangat banyak, yakni harus bisa menampung 16.990 ASN di 2024 dan akan terus bertambah setiap tahunnya. Maka dari itu, peluang investasi di hunian ASN masih sangat terbuka.
Presiden Direktur dan CEO PT Perintis Triniti Properti Tbk. Ishak Chandra mengatakan, keikutsertaan konsorsium Triniti Land ke proyek IKN ini juga sesuai dengan visi Triniti Land yang kini tengah mengembangkan kawasan hunian dan pariwisata yang berbasis prinsip-prinsip berkelanjutan (sustainability) yang mendukung prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
"Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan OIKN kepada Konsorsium Triniti Land untuk ikut membangun Ibu Kota Nusantara. Mudah-mudahan dengan dukungan semua pihak dan stakeholder, kami bisa memberikan kontribusi yang positif kepada pemerintah dalam ikut berpartisipasi membangun Ibu Kota Negara," jelasnya.
Terlebih, IKN menjadi proyek besar yang mendukung net-zero emission dan hanya akan mengembangkan 25 persen dari area Nusantara, sedangkan 75 persen menjadi area hijau berupa hutan yang dilindungi (65 persen) dan area hijau untuk produksi pangan (10 persen).
Senada, Direktur Utama PT Nindya Karya, Haedar A Karim, mengatakan bahwa sudah menjadi komitmen Nindya untuk selalu hadir bersama pemerintah dalam pembangunan nasional.
”Pembangunan Nusantara sangat penting bagi masa depan Indonesia. Nusantara akan menjadi katalisator pembangunan Indonesia, terutama di wilayah timur. Nindya bangga dapat ikut serta dalam pembangunan Nusantara,” imbuhnya.
Dia menambahkan, Nindya juga mendapat dukungan dana dari Danareksa sebagai induk holdingnya. Selain itu, sebagai perusahaan yang fokus pada konstruksi, EPC, dan investasi tengah mengembangkan diversifikasi investasi yang menghadirkan nilai tambah berbasis excellence engineering dengan inovasi serta human capital yang unggul dan berakhlak.
”Nindya berinvestasi 1,42 triliun di mana Nindya sebagai Member Holding Danareksa sepenuhnya mendapat dukungan Financial dari Induk Holding Danareksa,” pungkasnya.
Pembangunan kawasan hunian ASN yang sebagian besar mempertahankan area hijau sejalan dengan semangat Nindya dalam menerapkan konsep lean and green construction yang berkelanjutan.
Patut diketahui, kedua investor tersebut akan membangun hunian ASN di wilayah yang berbeda. Konsorsium Triniti membangun di wilayah West Residence WP1A-1 dan Nindya membangun di wilayah West Government WP1A-1.